Konferensi Perubahan Iklim PBB Dimulai di Glasgow, Dunia Berkumpul Demi Perlambat Pemanasan Global
AP Photo/Alberto Pezzali
Dunia

Adapun Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) secara spesifik berupaya untuk mempertahankan target pembatasan pemanasan global pada 1,5 Celcius di atas tingkat pra-industri.

WowKeren - Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) resmi dimulai pada Minggu (31/10) di Glasgow, Skotlandia. Agenda yang sempat tertunda selama satu tahun akibat pandemi COVID-19 ini bertujuan untuk untuk memperlambat pemanasan global yang semakin intensif dan beradaptasi dengan kerusakan iklim yang sudah berlangsung.

Konferensi tersebut perlu mengamankan janji yang lebih ambisius untuk mengurangi emisi lebih lanjut, mengunci miliaran dalam pendanaan iklim, dan menyelesaikan aturan untuk mengimplementasikan Perjanjian Paris dengan persetujuan bulat dari hampir 200 negara yang menandatanganinya.

Kepala Kantor Iklim PBB, Patricia Espinosa, menyatakan bahwa para pemimpin pemerintahan negara menghadapi dua pilihan di Glasgow. Yakni secara tajam mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu komunitas dan negara bertahan dari dunia yang lebih panas dan lebih keras.

"Atau kami menerima bahwa umat manusia menghadapi masa depan yang suram di planet ini," ujar Espinosa dalam pembukaan COP26.

Sementara itu, India Logan-Riley yang merupakan seorang aktivis iklim Pribumi dari Selandia Baru memiliki pesan yang lebih blak-blakan untuk para perunding dan pemimpin dunia pada upacara pembukaan COP26. "Ikut antrean, atau menyingkir," kata Logan-Riley.


Adapun COP26 secara spesifik berupaya untuk mempertahankan target pembatasan pemanasan global pada 1,5 Celcius di atas tingkat pra-industri. Menurut para ilmuwan, itu merupakan batas yang dapat menghindari konsekuensi yang paling merusak.

Presiden COP26 Alok Sharma membuka pertemuan yang akan berlangsung selama dua pekan tersebut dengan mengatakan bahwa pembicaraan itu adalah "harapan terakhir, terbaik" untuk menjaga tujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. KTT itu diadakan di tengah ramainya peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia yang menggarisbawahi dampak buruk perubahan iklim dari 150 tahun pembakaran bahan bakar fosil.

"Kami tahu bahwa planet kita bersama berubah menjadi lebih buruk," ujar Sharma.

Sedangkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendesak para pemimpin dunia yang menghadiri konferensi perubahan iklim PBB di Glasgow untuk berkomitmen mengurangi emisi karbon. Ia juga memperingatkan upaya untuk menghentikan pemanasan global yang tak terkendali akan gagal jika mereka tak mau menjaga komitmen.

"Jika Glasgow gagal, maka semuanya gagal," katanya pada konferensi pers setelah pertemuan G20 di Roma

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait