Respons Pemerintah Tiongkok Soal Isu 'Hilangnya' Bintang Tenis Peng Shuai
AP Photo/Michel Euler
Dunia

Pada 2 November 2021 lalu, Peng Shuai membuat unggahan panjang di media sosial yang menyatakan bahwa ia sempat dipaksa berhubungan seksual oleh mantan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Zhang Gaoli tiga tahun lalu.

WowKeren - Komunitas tenis global tengah digegerkan dengan isu menghilangnya Peng Shuai, seorang bintang tenis asal Tiongkok yang mengaku sempat mengalami pelecehan seksual oleh Mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli. Menanggapi isu tersebut, pemerintah Tiongkok memberikan respons yang kurang jelas.

Pada Jumat (19/11), Kementerian Luar Negeri Tiongkok bersikeras mengaku bahwa mereka tidak mengetahui kontroversi seputar Peng Shuai. Zhao Lijian selaku Juru Bicara Kemenlu Tiongkok mengatakan kepada wartawan bahwa masalah itu "bukan pertanyaan diplomatik dan saya tidak mengetahui situasinya." Kementerian secara konsisten telah menyangkal mengetahui tentang masalah ini sejak Peng Shuai pertama kali mengungkapkan skandal tersebut di media sosial Weibo lebih dari dua minggu lalu.

Sebagai informasi, Peng Shuai membuat unggahan panjang di media sosial pada 2 November 2021 bahwa ia telah dipaksa berhubungan seksual oleh Zhang Gaoli tiga tahun lalu. Zhang Gaoli sendiri merupakan anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis yang berkuasa.

Namun tak lama kemudian, unggahan tersebut langsung dihapus dari akun Peng Shuai. Meski begitu, tangkapan layar dari tuduhan terhadap Zhang Gaoli tersebut telah banyak dibagikan di internet.


Kekhawatian atas keselamatan dan keberadaan Peng Shuai kemudian menyeruak di kalangan komunitas tenis global. Asosiasi Tenis Wanita (WTA) menyerukan penyelidikan terkait kasus Peng Shuai, sedangkan para bintang tenis dunia seperti Naomi Osaka dan Serena Williams menyerukan tagar #WhereIsPengShuai.

WTA juga siap untuk menarik turnamennya dari Tiongkok jika tak ada tanggapan yang memadai atas tuduhan Peng Shuai terhadap Zhang Gaoli. Padahal WTA memiliki 10 acara yang dijadwalkan di Tiongkok untuk tahun 2022 senilai puluhan juta dolar.

"Kami berada di persimpangan jalan dengan hubungan kami dengan Tiongkok dan menjalankan bisnis kami di sana," ujar Kepala Ekskutif WTA Steve Simon kepada CNN, Kamis (18/11). "Kami pasti bersedia menarik bisnis kami dan menangani semua komplikasi yang menyertainya karena ini tentu saja, ini lebih besar dari bisnis."

Menurut Simon, WTA harus menuntut keadilan dan tidak bisa berkompromi. "Perempuan harus dihormati dan tidak disensor," tegasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait