Jelang Akhir Masa Jabatannya, Presiden Korsel Janji Dorong Perdamaian Dengan Korut
Dunia

Hingga saat ini, diketahui belum juga terjadi kesepakatan perdamaian antara Korsel dengan Korut. Meski demikian, tampaknya Presiden Korsel tidak pantang menyerah agar bisa mewujudkan perdamaian.

WowKeren - Masa jabatan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in diketahui akan berakhir pada Mei mendatang, setelah memimpin selama 5 tahun. Menjelang berakhirnya masa jabatannya, Moon Jae-in berjanji akan mendorong terobosan diplomatik dengan Kora Utara (Korut).

Meski Pyongyang masih diam tentang upaya untuk mengamankan deklarasi perdamaian antara Korsel dan Korut, Moon Jae-in akan tetap berupaya keras. "Saya tidak akan menghentikan upaya untuk melembagakan perdamaian berkelanjutan," tutur Moon Jae-in dalam pidato Tahun Baru, dilansir dari Al Jazeera, Senin (3/1).

"Pemerintah akan mengejar normalisasi hubungan antar-Korea dan jalan perdamaian yang tidak dapat diubah sampai akhir," lanjuta Moon Jae-in. "Saya berharap upaya untuk dialog akan berlanjut di pemerintahan berikutnya juga."

Melansir Al Jazeera, sementara Moon Jae-in terus berupaya untuk bisa mewujudkan perdamaian antar-Korea, hal berbeda tampaknya dilakukan oleh Presiden Korut Kim Jong Un. Dalam pidato Tahun Baru, Kim Jong Un berfokus pada peningkatan ekonomi dan kehidupan masyarakat.


Menandai 10 tahun masa kepemimpinannya, Kim Jong Un tidak menyebutkan seruan Moon Jae-in mengenai sebuah deklarasi yang secara resmi untuk mengakhiri Perang Korea 1950-1953, atau pembicaraan denuklirisasi yang terhenti dengan Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, Moon diketahui mengadakan beberapa pertemuan puncak dengan Kim Jong Un, termasuk di Pyongyang, selama negosiasi yang kacau pada 2018 dan 2019 silam. Namun dalam pertemuan tersebut prosesnya juga tersendat di tengah ketidaksepakatan atas tuntutan internasional agar Korut menyerahkan gudang senjata nuklirnya, serta seruan Pyongyang untuk Washington dan Seoul untuk meredakan sanksi dan menjatuhkan "kebijakan bermusuhan" lainnya.

Di sisi lain, Moon juga mendorong "deklarasi akhir perang" sebagai cara untuk menghidupkan kembali pembicaraan yang terhenti dan pemerintahannya telah mengisyaratkan diskusi saluran belakang. Tetapi Korut belum secara terbuka menanggapi hal tersebut.

Deklarasi yang diserukan oleh Moon itu tampaknya juga mendapat dukungan dari AS, hanya saja tidak setuju dengan waktu yang ditentukan. "Memang benar bahwa masih ada jalan panjang yang harus dilalui," ungkap Moon.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait