Belum Juga Ada Tanda-Tanda Penyaluran Bantuan Kepada Korban Banjir Malaysia, Jadi Sorotan Publik
Dunia

Buntut dari sikap pemerintah yang dinilai lamban dalam merespons banjir di Malaysia, berujung pada kritikan dari masyarakat. Hal ini bahkan menjadi sorotan publik di media sosial.

WowKeren - Banjir terparah di Malaysia yang terjadi beberapa waktu lalu dalam satu dekade telah merenggut 54 nyawa korban dan menyebabkan lebih dari 70 ribu orang kehilangan rumah di tujuh negara bagian tersebut. Banjir itu disebabkan oleh hujan deras yang diperparah oleh perubahan iklim pada bulan Desember 2021 dan awal Januari 2022.

Adapun negara bagian Malaysia yang termasuk dalam banjir adalah Ibu Kota Kuala Lumpur, dan negara bagian Selangor yang kaya raya juga terkena dampak paling parah setelah satu bulan hujan turun terus menerus. Ada sekitar 7 negara bagian yang terdampak banjir tersebut.

Di sisi lain, hingga saat ini tanggapan resmi dari pemerintah juga masih lamban. Hal ini lantas memicu masyarakat bergegas untuk membantu satu sama lain. Tak hanya itu, hal ini lantas semakin menjadi sorotan publik, bahkan menjadi trending di media sosial Twitter, dengan tagar #DaruratBanjir dan #KerajaanPembunuh.


Melansir Al Jazeera, salah seorang pengungsi banjir yang diketahui identitasnya sebagai Amin Mohamad mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda lembaga pemerintah yang seharusnya membantu, namun tak kunjung datang. Sementara itu, keluarganya diselamatkan oleh sukarelawan dengan kayak.

"Tidak ada peringatan, kami tidak punya waktu untuk mengemas apa pun. Kami hanya pergi ke tempat yang tinggi dan menunggu bantuan tetapi tidak ada yang datang," jelas Amin kepada Al Jazeera, dikutip Rabu (12/1). "Untungnya, beberapa pembuat kayak datang pada dini hari."

Sebagai informasi, banjir tersebut merupakan yang terburuk sejak Desember 2014 silam, yang menewaskan setidaknya 21 orang. Sementara itu, Najib Razak yang kala itu menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia dikritik oleh publik lantaran tak kunjung kembali dari permainan golfnya di Hawaii untuk menangani bencana tersebut.

Kini seolah kembali terjadi, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob juga mendapat banyak kecaman dari masyarakat lantaran dinilai lamban dalam merespons bencana banjir. Pemerintah Perikatan Nasionalnya disebut butuh waktu 36 jam sebelum pihak berwenang mengerahkan misi pencarian dan penyelamatan ke daerah-daerah yang dilanda banjir, termasuk memberi warga terdampak pasokan bahan dasar seperti makanan.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait