Bawa Misi Mulia, Korban Selamat Pembantaian Puluhan Jemaah Muslim di Selandia Baru Berjalan 350 Km
New Zealand Herald/George Heard
Dunia

Adapun kejadian pembantaian itu terjadi pada tahun 2019 lalu, pada saat puluhan jemaah Muslim hendak melaksanakan salat Jumat. Korban selamat peristiwa tersebut pun memperingati kejadian itu.

WowKeren - Korban selamat atau penyintas dari peristiwa pembantaian terhadap puluhan jemaah Muslim di Selandia Baru yang diketahui identitasnya sebagai Temel Atacocugu tidak menghentikan langkahnya untuk menyelesaikan misi perdamainnya yakni berjalan dan bersepeda selama dua minggu dalam rangka peringatan ketiga dari peristiwa kejih tersebut.

Bahkan Atacocugu melaksanakan misi perdamaiannya itu dengan luka-luka yang masih tersisa dari tembakan sebanyak sembilan kali. Ia diketahui berangkat untuk menelusuri kembali perjalanan sejauh 360 Km yang merupakan tempat di mana aksi pembantaian terhadap puluhan jemaah Muslim berlangsung.

Pada kala itu, Atacocugu datang dari Dunedin ke dua masjid Christchurch tempat di mana ia menjadi korban pembantaian tersebut. "Saya ingin memperbaiki kerusakan ini, karena tiga tahun lalu, dia memulai perjalanan itu dengan kebencian," tutur Atacocugu dalam keterangannya, dilihat pada Selasa (15/3).

Lebih lanjut, Atacogugu mengatakan bahwa ia ingin memberkati rute tersebut dan mengumpulkan uang untuk amal di sepanjang jalan. Ia berniat untuk menyelesaikan perjalanan sejauh 350 Km itu, namun di pertengahan jalan, ia mengalami lecet parah setelah cuaca berubah dari panas menjadi hujan di hari berikutnya.


Selain itu, Atacogugu juga diketahui sempat mengalami kasus misterius yakni keracunan darah, dan akhirnya menghabiskan beberapa hari di rumah sakit setempat. Meski demikian, ia menanggapinya dengan lapang dada. Ia bahkan mengaku bersyukur dipertemukan dengan orang-orang baik dan mendapatkan dukungan dari mereka atas aksi perdamaian yang dilakukannya.

"Titik terendah berada di ruang gawat darurat, tapi saya tidak akan menyerah," lanjut Atacogugu. "Saya langsung naik sepeda setelah keluar (dari rumah sakit)."

Kemudian, pada Selasa (15/3), Atacogugu diketahui bergabung dengan sekitar 50 pendukung saat ia di jalan terakhir ke Masjid Al Noor, dan memasuki pukul 13.40 waktu setempat dan disebut waktu yang sama saat ia ditembak ketika hendak melaksanakan salat Jumat pada tahun 2019 lalu.

Pada kesempatan tersebut, Atacogugu menyampaikan sebuah pidato singkat. Ia pun mengatakan bersyukur bisa menyelesaikan misi perdamaiannya. "Saya berpidato, itu sangat emosional, saya sangat senang, sangat melegakan karena telah menyelesaikan misi saya," tandas Atacogugu.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait