WHO Tunda Evaluasi Terhadap Vaksin COVID-19 Sputnik Rusia, Imbas Serangan ke Ukraina?
Dunia

Pakar vaksin WHO Dr. Mariangela Simao mengatakan bahwa pihaknya dijadwalkan mengunjungi Rusia pada 7 Maret untuk menilai fasilitas tempat Sputnik V diproduksi. Namun kunjungan WHO tersebut terpaksa ditunda.

WowKeren - Konflik Rusia dan Ukraina agaknya turut mempengaruhi perkembangan Vaksin COVID-19 Sputnik V. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menunda evaluasinya terhadap vaksin COVID-19 buatan Rusia tersebut untuk penggunaan darurat.

Pakar vaksin WHO Dr. Mariangela Simao mengatakan bahwa pihaknya dijadwalkan mengunjungi Rusia pada 7 Maret untuk menilai fasilitas tempat Sputnik V diproduksi. Namun kunjungan WHO tersebut terpaksa ditunda.

"Pemeriksaan ini ditunda untuk kemudian hari," kata Simao dalam konferensi pers pada Rabu (16/3). "Penilaian, bersama dengan inspeksi, telah terpengaruh karena situasinya."

Menurut Simao, pihaknya mengalami sejumlah isu operasional. Termasuk kesulitan memesan penerbangan dan menggunakan kartu kredit yang telah didiskusikan dengan pemohon Rusia.


Diketahui, sebagian besar negara-negara Barat telah menutup wilayah udara mereka untuk pesawat Rusia usai negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu melancarkan serangan ke Ukraina. "Ini telah didiskusikan dengan pelamar Rusia dan tanggal baru akan ditetapkan sesegera mungkin," tambahnya.

Sebagai informasi, Vaksin COVID-19 Sputnik V diketahui telah banyak digunakan di Rusia dan telah disetujui di lebih dari 60 negara. Vaksin tersebut juga tengah ditinjau oleh Badan Obat-Obatan Eropa (EMA).

WHO sendiri telah mengevaluasi Vaksin Sputnik V Rusia untuk otorisasi penggunaan darurat sejak tahun lalu. Otorisasi tersebut akan memungkinkan Sputnik V untuk dibeli sebagai bagian dari upaya COVAX untuk mendistribusikan vaksin di seluruh dunia. Otorisasi tersebut juga akan memberikan kredibilitas pada vaksin yang sering difitnah.

Sebelumnya, sebuah studi tahap akhir diterbitkan dalam jurnal Lancet pada tahun 2020 menemukan bahwa Sputnik V aman dan sekitar 91 persen efektif melawan infeksi dan sangat efektif dalam mencegah orang menjadi sakit parah akibat COVID-19. Namun pada Oktober 2021, regulator obat Afrika Selatan menolak Vaksin COVID-19 tersebut dengan alasan beberapa masalah keamanan yang tidak dapat dijawab oleh pabrikan Rusia itu.

Para pejabat Afrika Selatan mengatakan mereka khawatir bahwa teknologi yang digunakan dalam suntikan Sputnik V mungkin tidak aman pada populasi dengan tingkat HIV yang tinggi. Meski demikian, hingga saat ini tidak ada masalah keamanan yang signifikan teridentifikasi.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait