Pejabat Brasil Ramai-Ramai Mengundurkan Diri Demi Dukung Presiden Jair Bolsonaro di Pemilu
Dunia

Analis politik memperkirakan bahwa Pemilu Brasil pada Oktober 2022 mendatang akan mempertemukan Bolsonaro dengan saingan politiknya, mantan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva.

WowKeren - 10 anggota kabinet Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan tiga pejabat tinggi lainnya telah mengundurkan diri dari jabatan mereka. Ini merupakan sebuah langkah yang dirancang untuk membantu meningkatkan prospek pemilihan kembali Bolsonaro menjelang Pemilu Brasil.

Para pejabat tersebut diperkirakan akan berkampanye untuk jabatan mereka dan juga berkampanye untuk Bolsonaro sebelum Pemilu pada bulan Oktober 2022 mendatang. Menurut UU Pemilihan Brasil, pejabat tinggi harus mengundurkan diri dari jabatan mereka saat ini sebelum mereka dapat mencalonkan diri untuk posisi lain.

"Saya berada di pemerintahan ketiga berturut-turut, dan saya tidak pernah melihat tim menteri yang begitu terhubung dengan presiden, begitu setia, begitu setia," ungkap Menteri Infrastruktur Brasil, Tarcisio de Freitas, Kamis (31/3).

Menteri Pertahanan yang akan keluar Walter Braga Netto diangkat menjadi penasihat khusus presiden. Dia dipandang sebagai kandidat utama untuk menjadi pasangan Bolsonaro.


Analis politik memperkirakan bahwa Pemilu Brasil akan mempertemukan Bolsonaro dengan saingan politiknya, mantan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva. Meski kampanye regional dan kampanye presiden belum resmi dimulai hingga Agustus, kedua politisi itu sudah mulai menggelar acara besar.

Sebagian besar pejabat yang keluar telah bergabung dengan Partai Liberal kanan-tengah yang sama dengan yang Bolsonaro. Menurut profesor ilmu politik di Universitas Insper di Sao Paulo, Carlos Melo, Dalam beberapa bulan mendatang, mereka akan mempromosikan pencapaian mereka, serta pencapaian pemerintahan di beberapa wilayah terjauh Brasil dalam beberapa bulan mendatang.

"Kampanye di negara sebesar ini sulit; Anda membutuhkan orang untuk membantu dengan itu," kata Melo. "Upaya mereka mendukung upaya pemilihan ulang presiden sendiri."

Di sisi lain, jajak pendapat secara konsisten menunjukkan bahwa Bolsonaro tertinggal jauh di belakang da Silva dalam pemilihan head-to-head yang kemungkinan akan terjadi pada Oktober mendatang. Jajak pendapat Datafolha menunjukkan da Silva memimpin sekitar 20 poin persentase.

Sampai kampanye secara resmi dimulai pada bulan Agustus, undang-undang pemilu Brasil melarang calon kandidat untuk meminta suara secara langsung. Meski demikian, aturan itu tidak melarang acara yang menyerupai rapat umum kampanye.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru