COVID-19 Bikin Layanan Pemakaman di Hong Kong Kewalahan Hingga Banyak Mayat Menumpuk
AFP/Ye Aung Thu
Dunia

Perbatasan dengan Hong Kong sebagian besar ditutup karena pandemi COVID-19. Tak hanya itu, infeksi COVID-19 di kalangan staf rumah duka juga menimbulkan tantangan tersendiri.

WowKeren - Lonjakan kasus COVID-19 di Hong Kong membuat layanan pemakaman kewalahan. Peti mati kayu tradisional di Hong Kong hampir habis dan pihak otoritas berupaya untuk menambah ruang kamar mayat.

"Saya belum pernah melihat begitu banyak mayat ditumpuk bersama-sama," ujar direktur pemakaman Lok Chung kepada Reuters. "Saya belum pernah melihat anggota keluarga begitu sedih, kecewa, dan tak berdaya."

Lok Chung kini harus bekerja sepanjang waktu, dengan adanya sekitar 40 pemakaman pada bulan Maret 2022 saja. Angka tersebut melonjak dari yang awalnya hanya sekitar 15 pemakaman per bulan.

Sebagai informasi, Hong Kong telah melaporkan lebih dari 1 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 8 ribu kasus kematian sejak gelombang kelima menghantam wilayahnya. Ruang di kamar mayat yang penuh bahkan membuat jenazah ditumpuk di ruang gawat darurat di sebelah pasien.

Menurut Lok Chung, proses dokumen kematian yang lambat telah menghambat pekerjaannya. Ia menambahkan bahwa ada keluarga korban COVID-19 yang meninggal pada 1 Maret yang hingga kini masih menunggu dokumen untuk bisa mengklaim jenazahnya.

Selain itu, kebutuhan lain untuk pemakaman di Hong Kong juga dilaporkan hampir habis. Seperti replika barang-barang yang terbuat dari kertas yang akan dibakar sebagai persembahan di pemakaman untuk digunakan orang mati di akhirat.


Perbatasan dengan Hong Kong sebagian besar ditutup karena pandemi COVID-19. Tak hanya itu, infeksi COVID-19 di kalangan staf rumah duka juga menimbulkan tantangan tersendiri.

"Hampir seperempat orang tidak bisa bekerja. Jadi beberapa panti harus mengumpulkan staf di antara mereka sendiri untuk terus berlari," ujar seorang direktur pemakaman lainnya, Hades Chan.

Sementara itu, seorang ibu rumah tangga bernama Kate mengungkapkan bahwa ayah mertuanya meninggal dunia akibat COVID-19 pada bulan Maret 2022 lalu. Kate mengaku menyesal tidak dapat mengunjungi ayah mertuanya tersebut di rumah sakit sebelum ia meninggal dunia.

"Ketika mereka mengira dia tidak akan berhasil, kami bergegas ke sana, tetapi sudah terlambat," kata Kate. "Baru sekarang kita bisa melihatnya untuk terakhir kalinya."

Sebagai informasi, Hong Kong membutuhkan sekitar 250 hingga 300 peti mati setiap harinya. Menurut pejabat kebersihan dan makanan Hong Kong, Irene Young, Tiongkok memasok lebih dari 90 persen kebutuhan tersebut.

Selama periode 14-26 Maret, ia telah menerima lebih dari 3.570 peti mati. Enam krematorium sekarang dijalankan hampir sepanjang waktu oleh departemen Young dan melakukan hampir 300 kremasi sehari, atau dua kali lipat dari biasanya. Kapasitas kamar mayat umum juga ditambah dari yang awalnya hanya 1.350 menjadi 4.600.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait