Alami Luka Batin? Begini Cara Lakukan Healing Yang Tepat
Maxpixel
SerbaSerbi

Sebagian masyarakat belum memahami arti Healing sesungguhnya. Nah, berikut beberapa cara Healing yang tepat guna memulihkan luka batin atau trauma masa lalu.

WowKeren - Healing atau proses penyembuhan luka batin seringkali dikesampingkan. Meski proses healing tidak mudah, namun hal tersebut perlu dilakukan. Tujuannya agar Kesehatan mental tidak terganggu dan seseorang bisa menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Pendapat itu didukung oleh psikolog Tara de Thouars, BA, M. Psi. "Proses healing tidak mudah. Tetapi untuk menjaga kesehatan mental ini perlu untuk dilakukan. Mengingat bahwa kita gak bisa menghindari masalah jadi mau gak mau kita harus healing kan. Banyak orang berhubungan dengan masalah mental memilih pura-pura tidak tahu. Tapi kalau kita pura-pura tidak tahu, kita gak akan bisa melakukan apa-apa untuk memperbaiki masalah mental kita," kata psikolog Tara de Thouars.

Sementara itu, pada artikel sebelumnya WowKeren telah mengulas tanda-tanda seseorang butuh healing. Bila Anda termasuk seseorang yang butuh healing, mari simak cara melakukan proses healing yang tepat.

(wk/Sisi)

1. Pahami Luka Batin Yang Dialami


Pahami Luka Batin Yang Dialami
Pixabay

Cari tahu masalah di masa lalu yang menyebabkan timbulnya luka batin. Disarankan untuk tak menyangkal luka batin lantaran dapat membuat kondisi mental semakin parah. Pendapat itu disampaikan oleh psikolog Tara de Thouars.

"Jangan menyangkal, saya tahu nih saya sebetulnya kenapa-kenapa tapi enggak saya harus baik-baik aja. Nah, jangan, kalau didiemin nanti makin parah. Coba cek permasalahan kita masing-masing dan bagaimana caranya supaya mental kembali baik-baik saja, kembali normal," pesan psikolog Tara de Thouars.

2. Memaafkan Lua Masa Lalu


Memaafkan Lua Masa Lalu
Pixabay

Bila sudah memahami luka batin, penting untuk mulai memaafkan masa lalu. Memaafkan bertujuan untuk melepas segala beban demi kehidupan yang lebih tenang. Hal itu lagi-lagi disampaikan oleh psikolog Tara de Thouars.

"Kita harus mengingatkan pada diri kita 'he, itu masa lalu'. Itu adalah masa lalu, saya safe sekarang, it's just my past. Memaafkan tujuannya untuk kita melepaskan segala beban," kata psikolog Tara de Thouars.

"Kuncinya memaafkan bukan berarti lemah atau kalah. Lakukan untuk diri sendiri. Aku butuh memaafkan karena aku ingin hidup lebih tenang," lanjut psikolog Tara de Thouars.

3. Self Compassion (Memahami Keadaan Emosi)


Self Compassion (Memahami Keadaan Emosi)
Pixabay

Saat melakukan proses healing, penting untuk memahami keadaan emosi. Contohnya, seseorang diperbolehkan menangis agar emosi lebih tenang. Namun, dr. Aisah Dahlan mengimbau agar kesedihan dan emosi negatif tak berlarut-larut disimpan.

"Kita perlu memahami keadaan emosi kita. Boleh kok nangis karena sedih, kesal, marah atau menyesal, boleh kok. Air mata diciptakan untuk membasuh luka. Tapi setelah itu cepat-cepat merespons emosi negatif tersebut, itu perbedaannya. Ada orang yang berlama-lama di emosi negatif akhirnya gak sembuh-sembuh lukanya," kata dr. Aisah Dahlan.

4. Hindari Sifat Suka Menyimpan Masalah Sendiri


Hindari Sifat Suka Menyimpan Masalah Sendiri

Cobalah untuk tak menyimpan masalah seorang diri. Psikoterapis, Ivy Kwong berpendapat jika luka batin lebih cepat pulih dengan dukungan orang dekat atau keluarga.

"Kita sembuh lebih baik bersama-sama. Naluri Anda mungkin bersembunyi sampai Anda 'selesai' mengobati luka. Tetapi kenyataannya ada teman dan keluarga Anda yang mungkin ingin membantu. Sharing dengan orang lain agar merasa aman," ujar psikoterapis Ivy Kwong dari Verrywell Mind.

5. Kesampingkan Ego dan Prasangka Buruk Pada Diri Sendiri


Kesampingkan Ego dan Prasangka Buruk Pada Diri Sendiri
Pixabay

Keyakinan bahwa pemulihan luka batin bisa disembuhkan juga penting dimiliki saat proses healing. Karena itu, perlu untuk mengesampingkan ego dan prasangka buruk pada diri sendiri. Pendapat tersebut disampaikan oleh dr. Aisah Dahlan.

"Siap mengesampingkan ego dan prasangka buruk pada diri sendiri. Karena ini yang kita jadi sebuah kendala kita sering berprasangka buruk pada diri sendiri. Harus ada keyakinan bahwa pemulihan luka batin bisa berhasil," kata dr. Aisah Dahlan.

6. Pergi Ke Terapis Atau Psikolog


Pergi Ke Terapis Atau Psikolog
Stocksnap.io

Bila luka batin yang dirasa sudah cukup mengganggu disarankan untuk berkonsultasi dan meminta bantuan tenaga profesional. Pasalnya, tak semua luka batin dapat sembuh karena diri sendiri. Anjuran itu disampaikan oleh Dosen Universitas Airlangga dari Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Dr. Hamidah M.Si.

"Saat penyembuhan itu nanti muncul seperti luka yang kambuh dibedah lagi. Jadi akan lebih sakit. Itu yang memerlukan bantuan dan pengawasan dari profesional dan tidak disarankan untuk menyembuhkan dirinya sendiri," kata Dr. Hamidah M.Si.

7. Me Time


Me Time
Pixabay

Me time juga diperlukan di tengah proses healing. Me time yang dimaksud oleh dr. Aisah Dahlan adalah melakukan aneka aktivitas positif agar otak dan tubuh dapat bekerja lebih baik lagi.

"Penting juga me time. Otak dan tubuh perlu meluangkan waktu untuk menyendiri. Lakukan aneka aktivitas positif untuk mengisi me time. Tentu sesuai dengan kesenangannya. Jadi me time ini penting," kata dr. Aisah Dahlan.

Nah, gimana menarik bukan bahasan WowKeren tentang healing? Semoga artikel di atas dapat membantu sobat WowKeren mengetahui cara melakukan healing yang baik dan benar ya. Terus nantikan artikel menarik dari WowKeren selanjutnya! See you.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait