Bisa Sangat Membahayakan, Kenalilah Doxing dan Dampaknya yang Patut Diketahui
Pexels/Tima Miroshnichenko
SerbaSerbi

Doxing merupakan salah satu serangan digital yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Lantas, apa itu doxing, seperti apa dampaknya dan bagaimana cara mengenalinya?

WowKeren - Pernahkah kalian mendengar istilah doxing? Istilah yang terdengar asing ini patut diwaspadai karena bisa dikategorikan sebagai salah satu bentuk kejahatan digital yang paling sering terjadi di dunia maya.

Menurut laporan dari Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), sebuah Badan Hukum Perkumpulan yang berkedudukan di Denpasar Bali, doxing menjadi serangan digital terbanyak kedua yang terjadi di Indonesia dengan total 24 insiden.


Doxing sendiri merupakan pengungkapan data-data pribadi target dengan tujuan untuk menjatuhkan mental atau mengancam psikologis korban. Sejumlah pihak bahkan melakukan doxing dengan tujuan untuk melakukan penipuan secara online. Jika sudah begini, bahaya banget kan?

Sehubungan dengan hal ini, tim WowKeren akan mengulas tuntas tentang apa itu doxing, dampak hingga cara mudah untuk mengenalinya. Penasaran apa saja itu? Langsung saja yuk simak informasi lengkapnya berikut ini!

(wk/eval)

1. Apa itu Doxing?


Apa itu Doxing?
Pexels/Tima Miroshnichenko

Dalam pembahasan kali ini, tim WowKeren akan mengulas tuntas tentang apa itu doxing beserta contoh sederhananya. Istilah doxing berasal dari kata lama yaitu gagasan untuk mengumpulkan dokumen atau "docs" pada seseorang. Sebelum melancarkan aksinya, pelaku doxing biasanya akan mengumpulkan data-data pribadi target melalui berbagai platform.

Cara untuk mengumpulkan data pribadi orang lain cukup beragam. Pelaku doxing biasanya akan mengambil informasi pribadi yang tersedia untuk umum di media sosial korban, penelitian yang bersifat publik atau bahkan melakukan akses ilegal ke database pribadi atau sistem komputer. Cara terakhir ini bisa juga disebut dengan hacking.

Dilansir dari laman eSafety Commissioner, pelanggaran privasi online semakin banyak terjadi selama pandemi COVID-19. Ribuan alamat email dan kata sandi karyawan World Health Organization (WHO), Gates Foundation dan berbagai lembaga lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat tersebar luas di internet. Selain itu, informasi pribadi pasien COVID-19 juga diposting oleh oknum tak bertanggung jawab.

Pada akhirnya, doxing memiliki konotasi negatif karena melanggar privasi seseorang dan sering dilakukan untuk membalas dendam. Dalam kasus terburuk, pelaku doxing akan menyebarkan data pribadi korban dengan tujuan kriminal seperti melakukan penipuan online dengan data pribadi mereka.

Selain merugikan secara materi, praktik doxing juga bisa merusak nama baik korban yang berujung pada memburuknya kesehatan mental dan kehidupan sosial mereka. Sebab tak sedikit korban doxing yang mengalami perundungan usai data-data pribadinya tersebar. Seram banget kan?

2. Dampak Doxing bagi Korban


Dampak Doxing bagi Korban
Pexels/Pixabay

Selain menimbulkan kerugian, Doxing juga memiliki sejumlah dampak mengerikan bagi korbannya. Pertama, korban doxing harus menanggung malu dan mendapat penghinaan secara konstan dari publik. Mereka juga akan menjadi objek perisakan dan sasaran teror, termasuk dari orang-orang yang tidak dikenalnya.

Dampak berikutnya yang sering dialami korban doxing adalah cyberstalking dan physical stalking. Ketika data pribadi seseorang tersebar, orang lain yang menaruh minat pada hal itu akan melakukan penguntitan dunia maya untuk mengorek berbagai informasi tentang korban. Dalam kasus terburuk, korban doxing akan benar-benar dibuntuti di dunia nyata.

Berikutnya, korban doxing berisiko mengalami pencurian identitas maupun penipuan secara finansial. Identitas kita berisiko dicuri oleh orang tak bertanggung jawab untuk tujuan tertentu jika kita menuliskan terlalu banyak informasi pribadi di media sosial. Selain itu, mereka juga bisa menggunakan identitas kita untuk melakukan penipuan berbasis digital.

Ketika data pribadi tersebar secara luas, para korban berisiko mengalami kecemasan dan stres berkepanjangan. Jika hal ini terus terjadi, rasa percaya diri mereka akan semakin menurun dari hari ke hari.

Selain itu, doxing juga dapat menyebabkan rusaknya reputasi seseorang, terlebih jika informasi yang beredar tentangnya palsu. Alhasil, korban doxing dapat mengalami kerugian secara sosial maupun finansial.

3. Jenis-Jenis Doxing


Jenis-Jenis Doxing
Pexels/Tima Miroshnichenko

Ada tiga jenis doxing yang patut kita kenali yaitu deanonimisasi, penargetan dan deligitimasi. Ketiganya menggunakan metode yang berbeda meski memiliki tujuan yang sama.

Doxing deanonimisasi adalah pengungkapan identitas seseorang yang sengaja menganonimkan diri atau tidak menggunakan nama asli. Contohnya, pelaku akan membongkar akun media sosial target anonim untuk mengungkap identitas aslinya. Hal ini tentu saja akan melanggar privasi korban yang mungkin saja memiliki alasan khusus untuk menganonimkan dirinya.

Jenis doxing kedua adalah penargetan. Doxing jenis ini dilakukan dengan cara menyebarkan informasi spesifik tentang seseorang seperti nomor telepon, alamat rumah, nomor KTP hingga hal-hal pribadi lainnya. Perilaku ini bukan tindakan acak, namun sengaja dilakukan untuk menyerang target.

Pengungkapan ini kerap dilakukan oleh oknum debt collector yang sengaja mempermalukan nasabahnya. Mereka juga akan menggunakan berbagai metode seperti media sosial, sumber berita hingga berbagai situs internet.

Jenis doxing terakhir yakni deligitimasi adalah pengungkapan informasi yang bersifat sensitif atau intim tentang seseorang. Karena sifatnya yang sangat pribadi dan tidak banyak yang tahu, doxing ini biasanya bertujuan untuk merusak reputasi atau kredibilitas korban. Karena itulah doxing deligitimasi sangat melanggar privasi para korban.

Demikian penjelasan mengenai doxing, dampak beserta jenisnya yang patut untuk diketahui. Dalam artikel berikutnya, WowKeren akan memberikan informasi tentang cara mencegah terjadinya doxing yang bisa kalian lakukan dengan mudah. Stay tune ya!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait