Shanghai Mulai Bongkar Pagar dan Bersiap Sambut Berakhirnya Lockdown COVID-19 Pada 1 Juni
Unsplash/Hanny Naibaho
Dunia

Mulai Rabu (1/6) besok, kehidupan di Shanghai akan dikembalikan mendekati kehidupan normal. Orang-orang yang hendak keluar rumah tak perlu lagi meminta izin dan transportasi umum bisa kembali digunakan.

WowKeren - Pihak otoritas Shanghai sudah mulai membongkar pagar di sekitar kompleks perumahan dan merobek garis polisi dari alun-alun dan bangunan umum menjelang pencabutan lockdown mulai 1 Juni tengah malam nanti. Lockdown selama dua bulan di Shanghai telah membuat banyak orang berjuang untuk mendapatkan makanan atau menemukan perawatan kesehatan darurat.

Lockdown yang berkepanjangan juga sempat memicu kemarahan publik dan aksi protes. Hal tersebut menghancurkan ekonomi manufaktur dan ekspor kota itu, mengganggu rantai pasokan di Tiongkok dan di seluruh dunia.

Namun mulai Rabu (1/6) besok, kehidupan di Shanghai akan dikembalikan mendekati kehidupan normal. Orang-orang yang hendak keluar rumah tak perlu lagi meminta izin, transportasi umum bisa kembali digunakan, dan penduduk akan didorong untuk kembali bekerja.

"Sekarang saya akan kembali bekerja tiba-tiba, saya merasa sedikit gugup," ujar seorang warga bernama Joseph Mak dilansir Al Jazeera, Selasa (31/5). "Sulit dipercaya itu benar-benar terjadi."


Meski demikian, pelonggaran pembatasan ini hanya berlaku untuk warga yang berada di wilayah berisiko rendah yang dihuni sekitar 22,5 juta orang. Warga tetap harus memakai masker dan dilarang berkumpul dalam kelompok.

Restoran masih dilarang melayani dine-in, dan toko-toko hanya akan diizinkan beroperasi pada kapasitas 75 persen. Penduduk Shanghai harus menjalani tes COVID-19 setiap 72 jam untuk naik transportasi umum dan memasuki tempat-tempat umum. Mereka yang dites positif, serta kontak dekat mereka, masih harus menjalani karantina yang ketat.

Pelonggaran pembatasan ini masih membuat Todd Pearson, direktur pelaksana Camel Hospitality Group, merasa was-was. Sebagai informasi, Camel Hospitality Group mengoperasikan delapan restoran, empat bar, dan tiga pusat kebugaran di Shanghai dan Suzhou.

Karena restorannya hanya diperbolehkan melakukan pesan antara, Pearson menilai hal itu tidak akan cukup untuk membayar gaji dan sewa. Namun setidaknya, para pekerjanya yang selama ini harus tidur di restoran karena terjebak aturan lockdown yang ketat akhirnya akan bisa pulang tengah malam nanti.

"Saya berharap mereka akan mempercepat segalanya untuk memulai kembali perekonomian," kata Pearson. "Saya hanya berharap itu tidak mengorbankan lebih banyak wabah. Saya tidak yakin banyak bisnis atau orang-orang dapat menangani lebih banyak lagi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru