Picu Fenomena Main Hakim Sendiri, Kenali 7 Bahaya Mengancam Akibat Cancel Culture
Unsplash/Markus Winkler
SerbaSerbi

Cancel Culture dinilai berakibat fatal untuk jangka panjang. Kenali 7 bahaya yang mengancam akibat fenomena Cancel culture yang belakangan kerap menjadi perbincangan.

WowKeren - Fenomena cancel culture belakangan ini kerap menjadi perbincangan. Fenomena ini biasanya muncul karena perilaku menyimpang seseorang. Pengertian cancel culture juga sudah sempat dibahas WowKeren di artikel sebelumnya.

Dalam beberapa kasus, seseorang bisa menjadi korban cancel culture karena difitnah. Kejamnya cancel culture ini bisa membuat korban terpaksa kehilangan karier dan harga diri.


Hal itu sesuai dengan pandangan dosen Universitas Airlangga, Nisa Kurnia Illahiati. Ia menyebut cancel culture disebabkan perilaku main hakim sendiri tanpa mempedulikan kebenaran.

"Warganet memiliki kecenderungan untuk terburu-buru mengakses kekuasaan untuk memutuskan seseorang bersalah atau tidak, tanpa terlebih dahulu mengecek kebenarannya seperti apa. Akhirnya menyebabkan seseorang menutup diri dari realitas yang sebenarnya bisa dicari dan langsung menghakimi seseorang," kata Nisa.

Untuk jangka panjang, cancel culture dapat berakibat buruk. Nah, berikut 7 bahaya mengancam akibat cancel culture yang wajib kalian tahu. Penasaran apa saja? Yuk, simak hanya di ulasan berikut ini.

(wk/Sisi)

1. Karier Terancam Hancur


Karier Terancam Hancur
Unsplash/Markus Spiske

Kehancuran karier karena cancel culture adalah risiko yang paling ditakutkan korban. Biasanya, korban yang terlibat skandal lebih cepat kehilangan kontrak kerja dan karier mereka.

Pemecatan atau pemutusan kontrak dinilai sebagai solusi terbaik agar skandal tak berdampak ke perusahaan. Hal itu dibenarkan profesor Universitas Princeton, Omar Wasaw.

"Umumnya, lebih mudah bagi perusahaan untuk menyelesaikan masalah dengan memecat karyawan Ketika dihadapkan dengan skandal besar. Mereka tidak hanya kehilangan pekerjaan, tetapi seluruh karier mereka, atau mereka harus berganti karier. Ini tentang hal tersulit bagi manusia dikucilkan karena cancel culture," kata Omar Wasaw.

2. Gangguan Kesehatan Mental


Gangguan Kesehatan Mental
Unsplash/Christopher Ott

Dampak yang paling rentan dialami oleh korban adalah gangguan kesehatan mental. Biasanya, korban menerima cacian berlebih lewat media sosial dan lingkungan sekitar.

Kondisi itu membuat korban cancel culture merasa tertekan secara fisik dan batin. Pandangan itu dibenarkan oleh psikolog sekaligus dosen Universitas Gadjah Mada, Koentjoro.

"Cancel culture ini biasanya diikuti dengan ujaran yang tidak baik di media sosial. Bayangkan mental orang tersebut bagaimana setelah mendapat cacian dari banyak orang di media sosial. Hal tersebut membuat dia sangat tertekan secara fisik maupun batin sehingga kesehatan mentalnya bisa saja terganggu," kata Koentjoro.

3. Lunturnya Kebebasan Berbicara


Lunturnya Kebebasan Berbicara
Unsplash/Markus Winkler

Cancel culture erat kaitannya dengan aksi boikot. Aksi ini biasanya diikuti dengan hate comment dan kritik tajam dari masyarakat tanpa memikirkan perasaan korban.

Kondisi itu membuat korban takut muncul di hadapan publik sehingga mereka kehilangan kebebasan berbicara. Pandangan itu lagi-lagi disampaikan oleh Koentjoro.

"Hate comment merupakan hal yang tidak dapat dibenarkan. Karena saat kita melakukan cancel pada seseorang, ada perspektif dimana kita tidak memikirkan dampak yang mungkin terjadi pada orang tersebut. Kritik memang bagus, tapi kalau sampai berakhir memboikot atau cancel culture begini kan sama saja dengan mengekang kebebasan berbicara," ujar Koentjoro.

4. Picu Keinginan Bunuh Diri


Picu Keinginan Bunuh Diri
Unsplash/Kat J

Dampak lain yang cukup berbahaya yakni keinginan korban untuk melakukan bunuh diri. Pasalnya, cancel culture kerap menyerang dalam bentuk intimidasi atau bullying.

Intimidasi itu kemudian membuat korban berisiko mengalami gangguan cemas atau depresi berlebih. Hal demikian dibenarkan oleh dr. Merry Dame Cristy Pane.

"Fenomena cancel culture tak jarang malah berubah menjadi perilaku intimidasi atau bullying kepada korbannya. Tak menutup kemungkinan, korban pun akan lebih berisiko mengalami gangguan kecemasan, depresi dan berisiko munculnya keinginan bunuh diri," papar dr. Merry.

5. Kurangnya Empati


Kurangnya Empati
Unsplash/Priscilla Du Preez

Bahaya cancel culture tak hanya menyerang korban tetapi juga para pelaku. Fenomena cancel culture disebut mampu menurunkan tingkat empati seseorang.

Pelaku cenderung mengesampingkan kebenaran dan menolak memahami posisi korban. Hal demikian sesuai dengan pendapat psikolog Akeem Marsh, MD.

"Selain itu, fenomena cancel culture disebut juga bisa menurunkan tingkat empati pelakunya. Pasalnya, saat melakukan praktik cancel culture, pelaku akan cenderung menolak untuk mendengarkan atau memahami posisi korban cancel culture," jelas Akeem Marsh.

6. Rasa Malu Berkepanjangan


Rasa Malu Berkepanjangan
Unsplash/Julia Taubitz

Dampak lain yang mungkin muncul adalah rasa malu berkepanjangan. Rasa malu biasanya muncul karena korban melanggar norma atau aturan sosial yang berlaku.

Akibatnya, korban merasa tak nyaman saat berada di tengah masyarakat. Pandangan itu dibenarkan psikolog dan penulis "How To Build A Healthy Brain", Kimberley Wilson.

"Pada dasarnya cancel culture adalah tentang rasa malu karena korban merasa seolah-olah mereka diserang oleh seluruh dunia. Rasa malu muncul sebagai konsekuensi melanggar beberapa aturan sosial yang disepakati dan kehilangan status dalam kelompok," kata Kimberley Wilson.

7. Memecah Solidaritas


Memecah Solidaritas
Pexels/Andrea Piacquadio

Terakhir, cancel culture berisiko memecah solidaritas di antara masyarakat. Pasalnya, akan ada pihak yang pro dan kontra di tengah fenomena cancel culture.

Apalagi, pendapat satu orang dengan yang lain sering kali berbeda. Pandangan itu disampaikan oleh profesor sosiologi Universitas Villanova, Jill McCorkel.

"Fenomena ini menyebabkan perpecahan politik dan rasa solidaritas setidaknya di antara orang-orang yang melakukan cancel culture," ujar Jill McCorkel.

Itu dia 7 bahaya yang berisiko terjadi karena cancel culture. Semoga artikel di atas dapat membantu sobat WowKeren memahami bahaya cancel culture. Di artikel selanjutnya, WowKeren akan membagikan tips bijak menghadapi fenomena cancel culture. Nantikan ya. See you!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru