Tak Melulu Dialami Selebriti, Kenali Apa Itu Cancel Culture Dan Faktor Pemicunya
Pixabay
SerbaSerbi

Cancel Culture kerap menimpa para pesohor. Fenomena ini juga tengah santer dibicarakan oleh masyarakat luas. Simak apa itu cancel culture dan faktor penyebabnya.

WowKeren - Belakangan ini istilah cancel culture ramai dijumpai di media sosial. Cancel culture umumnya dialami publik figur, label atau produk tertentu. Biasanya, cancel culture dialami mereka yang terlibat skandal.

Aktor Will Smith adalah contoh korban cancel culture akibat memukul rekan sesama artis. Penulis JK Rowling juga pernah mengalami cancel culture karena berkomentar soal transphobia. Di Korea Selatan, aktor Kim Seon Ho diketahui juga mengalami kejadian serupa. Cancel culture bahkan turut dirasakan selebriti Indonesia, salah satunya adalah Rachel Vennya.


Namun, cancel culture tak melulu dialami selebriti. Fenomena ini juga kerap dijumpai di tengah masyarakat awam. Hanya saja kasus mereka tak pernah terekspos media. Hal itu turut dibenarkan oleh Prof. Rhenald Kasali, Ph.D.

"Tidak melulu selebriti terkenal, ini juga terjadi pada seseorang yang tidak terlalu dikenal. Jadi cancel culture ini terjadi sehari-hari," kata Prof. Rhenald Kasali, Ph.D.

Lantas, apa arti sebenarnya dari cancel culture? Yuk, langsung simak dalam artikel berikut ini.

(wk/Sisi)

1. Pengertian Cancel Culture


Pengertian Cancel Culture
Pixabay

Cancel culture erat kaitannya dengan aksi boikot. Publik figur atau seseorang tiba-tiba dikecam atau dikucilkan karena dianggap tak lagi sejalan dengan norma masyarakat.

Cancel culture biasanya digaungkan melalui media sosial atau petisi. Pandangan itu disampaikan oleh psikolog sekaligus dosen Universitas Gadjah Mada, Koentjoro.

"Contohnya banyak, mereka yang di-cancel ini ya karena tiba-tiba mengeluarkan pernyataan yang menyakiti masyarakat, melakukan kejahatan, atau ya hal-hal seperti itu," papar Koentjoro.

Sementara, seorang profesor sosiologi dan kriminologi Universitas Villanova, Dr Jill McCorkel menilai cancel culture adalah bentuk hukuman dari masyarakat untuk orang yang berperilaku menyimpang. "Cancel culture adalah bentuk hukuman atau pengusiran di tengah masyarakat sosial dan dirancang untuk memperkuat seperangkat norma," jelas Dr Jill.

Efek dari cancel culture dapat beragam. Misalnya, pengucilan di masyarakat, pembatalan kontrak kerja, komentar pedas publik dan lain sebagainya.

Faktor pemicu munculnya cancel culture juga beragam. Beberapa di antaranya dapat disimak dalam ulasan berikut ini.

2. Skandal


Skandal
Pixabay

Cancel culture biasanya muncul karena publik figur atau seseorang terlibat skandal. Beberapa kasus menunjukkan mereka telah melakukan hal yang melanggar budaya atau mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Skandal itu kemudian membuat masyarakat marah dan kesal. Akibatnya, masyarakat menghukum atau meminta pertanggungjawaban dengan cara memboikot pelaku skandal.

3. Kurangnya Literasi


Kurangnya Literasi
Stocksnap.io

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Nisa Kurnia Illahiati menilai masyarakat cenderung terburu-buru menghakimi seseorang tanpa tahu kebenarannya. Hal itu dipicu karena kurangnya literasi seseorang.

"Warganet memiliki kecenderungan untuk terburu-buru mengakses kekuasaan untuk memutuskan seseorang bersalah atau tidak tanpa terlebih dahulu mengecek kebenarannya seperti apa. Lack of literacy, akhirnya menyebabkan seseorang menutup diri dari realitas yang sebenarnya bisa dicari, dan langsung menghakimi seseorang," kata Nisa Kurnia.

4. Sosial Media


Sosial Media
Pxhere

Keberadaan sosial media menjadi faktor pendukung maraknya cancel culture. Menurut Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, sosial media menjadi wadah penghukum yang paling cepat dan efektif. Masyarakat juga lebih mudah menemukan jejak digital pelaku skandal di masa lalu.

"Sosial media ini telah menjadi media penghukum. Pembentuk kesamaan opini dan memudahkan pencarian jejak digital dari tokoh-tokoh di masa lalu dan kemudian menyatukan pendapat menjadi kegiatan yang sifatnya kolektif," papar Prof. Rhenald Kasali, Ph.D.

5. Emosi Negatif


Emosi Negatif
Rawpixel

Skandal yang ditimbulkan publik figur atau tokoh terkenal biasanya menyalahi norma masyarakat. Akibatnya, masyarakat lebih mudah merasakan emosi negatif seperti kesal, sedih dan marah.

Bila sudah begitu, munculah keinginan untuk menghukum atau mengucilkan pelaku skandal karena perbuatan negatif mereka. Kondisi demikian memicu terjadinya cancel culture.

Nah, menarik bukan bahasan WowKeren tentang cancel culture? Di artikel selanjutnya WowKeren akan mengulas hal menarik lain tentang cancel culture, salah satunya adalah dampak buruk fenomena tersebut. Penasaran seperti apa? Nantikan di pembahasan selanjutnya ya. See you!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait