Menteri Investasi Singgung Kenaikan Harga BBM, Masyarakat Diminta Bersiap
Instagram/bahlillahadalia
Nasional

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa harga minyak dunia masih terus naik. Hal ini lantas berpengaruh pada belanja negara dalam hal menentukan harga BBM.

WowKeren - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga saat ini masih menjadi isu yang tengah disorot publik. Adapun harga BBM jenis Pertamax Turbo dan Dexlite diketahui dari beberapa waktu belakangan sudah mengalami kenaikan. Kenaikan harga BBM non subsidi ini diperkirakan akan terus naik seiring dengan mahalnya harga minyak dunia.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bahkan menyebut bahwa tingginya harga ICP bisa menjadi beban baru bagi Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) di tahun 2022 ini. Sebagai informasi, dalam APBN tahun 2022 diketahui harga minyak dunia diasumsikan hanya USD63-USD70 per barel.

Akan tetapi, saat ini rata-rata minyak dunia telah mencapai pada USD105 per barel. "Harga minyak dunia naiknya minta ampun. Sekarang sudah USD105 per barel," ujar Bahlil di Kantor Kementerian Investasi, Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (12/8).

Bahlil kemudian mengatakan bahwa pemerintah Indonesia saat ini telah melakukan penyesuaian harga minyak dunia yakni USD100 per barel. Sehingga, demi menjaga harga ditingkat konsumen tidak berubah, pemerintah lantas menyiapkan subsidi hingga Rp502 triliun.

Meski begitu, Bahlil menuturkan apabila nantinya terjadi kenaikan harga minyak dunia yang terus berlangsung, maka anggaran yang dialokasikan pemerintah pun bisa melonjak. Dalam hal ini, perhitungannya subsidi BBM bisa membengkak hingga Rp600 triliun.


Bahlil lantas menyebut bahwa jika keadaan seperti itu terus, maka subsidi BBM kemungkinan tidak akan lagi kuat menahannya. Sementara itu, asumsi yang ditetapkan pemerintah juga dengan nilai kurs terhadap dolar yakni Rp14.500.

Sedangkan nilai kurs Dolar saat ini telah mencapai Rp14.750. Selain itu, kata Bahlil, dari sisi volume juga diperkirakan bertambah menjadi 29 juta kilo liter dari alokasi 23 juta kilo liter.

Bahlil kemudian mengungkapkan bahwa besarnya beban pembayaran subsidi dan kompensasi tersebut hampir setengah dari pendapatan negara, yang mana telah mencapai 25 persen dari total belanja negara. Sementara jika harga minyak dunia terus merangkak naik, sedangkan APBN terbatas kekuatannya, maka menurutnya pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM.

"Rasa-rasanya untuk menahan terus harga BBM seperti sekarang feeling saya masyarakat harus siap-siap. Kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," jelas Bahlil.

Maka dari itu, Bahlil mengajak masyarakat untuk bersama-sama menggunakan BBM dengan bijak, agar tetap bisa menjaga fiskal yang lebih sehat. "Ayo kita sama-sama mungkin ini momentum kita untuk gotong royong," tandas Bahlil.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait