Tak Ada Kata Terlambat, Lakukan 7 Cara Ini untuk Berhenti Jadi Helicopter Parent
Pexels/Caleb Oquendo
SerbaSerbi

Helicopter parenting adalah salah satu pola asuh yang bisa menghambat kemandirian anak karena orangtua terlalu terlibat dalam kehidupan mereka. Jika Anda termasuk helicopter parent, sebaiknya berhentilah dengan menerapkan tujuh tips berikut ini.

WowKeren - Helicopter parenting adalah salah satu gaya pengasuhan yang bisa menghambat kemandirian anak sebab orangtua terlalu terlibat dalam setiap aktivitas buah hatinya. Karena orangtua memegang kendali penuh terhadap kehidupan anak-anaknya, gaya parenting satu ini kerap disebut dengan over-parenting atau over-protective.

Gaya pengasuhan ini dikaitkan dengan helikopter karena memiliki pola yang sama dengan laju kendaraan tersebut. Seperti helikopter yang selalu melayang-layang di udara, helicopter parent juga selalu berputar-putar di sekitar anaknya.


Orangtua yang menganut gaya pengasuhan ini biasanya merasa khawatir berlebihan dan membuat keputusan untuk anak tanpa menanyakan pendapat sang buah hati. Mereka bahkan tak ragu untuk mengatur siapa saja yang bisa berteman dengan anak-anaknya.

Meski bertujuan baik, pola asuh ini memiliki banyak dampak negatif unyuk kehidupan anak. Anak akan sulit mandiri karena mereka terbiasa hidup enak dan tinggal menikmati apa yang telah disediakan orangtuanya. Life skill anak juga tidak terasah dengan baik dan mereka cenderung tumbuh dengan berbagai masalah emosional.

Tidak ada kata terlambat untuk berhenti menjadi helicopter parent. Jika Anda telah merasakan beberapa ciri-cirinya, sebaiknya jauhi pola asuh tersebut dengan beberapa tips berikut ini:

(wk/eval)

1. Percayai Kemampuan Anak


Percayai Kemampuan Anak
Pexels/RODNAE Productions

Tips pertama yang bisa Anda lakukan untuk keluar dari pola asuh helicopter parenting adalah dengan mempercayai kemampuan anak. Jangan terlalu terlibat dalam setiap kegiatan anak, apalagi sampai mendikte bahwa mereka harus melakukan ini dan itu.

Percayalah pada kemampuan mereka agar mereka juga bisa mempercayai dirinya sendiri. Jangan khawatir jika anak mengalami kegagalan, karena hal itu bisa menjadi kesempatannya untuk belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

2. Redam Kekhawatiran Semaksimal Mungkin


Redam Kekhawatiran Semaksimal Mungkin
Pexels/Anastasia Shuraeva

Salah satu hal yang membuat seseorang jadi helicopter parent adalah karena mereka memiliki kekhawatiran besar terhadap tumbuh kembang anak-anaknya. Mereka biasanya takut anaknya akan mendapat nilai jelek hingga ditolak masuk sekolah tertentu.

Mengkhawatirkan kehidupan anak adalah hal yang wajar, namun itu akan menjadi bumerang jika diungkapkan secara berlebihan karena anak akan selalu bergantung pada orangtuanya. Oleh sebab itu, sebaiknya redam kekhawatiran Anda semaksimal mungkin dan jadilah orangtua yang bijak saat mendidik anak.

3. Berhenti Menormalisasi Kesalahan Anak


Berhenti Menormalisasi Kesalahan Anak
Pexels/Ivan Samkov

Ada banyak orangtua yang menormalisasi kesalahan anak dengan berkata, "Namanya juga anak-anak". Meski terdengar sederhana, perkataan ini bisa membuat anak merasa superior dan membenarkan setiap tindakannya bahkan yang bersifat buruk.

Oleh sebab itu, mulailah berhenti menormalisasi kesalahan anak dan biarkan mereka mendapat hukuman sesekali karena hal itu akan menjadi kesempatannya untuk introspeksi diri. Sebagai contoh, Anda tidak perlu memprotes guru yang memarahi anak karena lupa membawa peralatan sekolah tertentu.

4. Jangan Tersinggung Jika Anak Memiliki Pendapat Berbeda


Jangan Tersinggung Jika Anak Memiliki Pendapat Berbeda
Pexels/Monstera

Perbedaan pendapat antara orangtua dan anak adalah hal yang wajar terjadi dan hal ini kerap menjadi sumber konflik yang pelik. Oleh sebab itu, jangan tersinggung jika Anda memiliki pendapat yang berbeda dengan anak-anak Anda.

Alih-alih berdebat dan memaksakan kehendak Anda, sebaiknya dengarkan pendapat mereka dengan saksama. Jangan menggunakan kata-kata kasar dan pahami betul apa keinginan anak sebelum menawarkan solusi terbaik untuk mereka.

5. Biasakan Anak untuk Mandiri


Biasakan Anak untuk Mandiri
Pexels/Pavel Danilyuk

Penting untuk membiasakan anak mandiri sejak dini, bahkan ketika mereka sedang berada di rumah. Berhentilah jadi orangtua yang selalu menyiapkan segala sesuatu untuk anak karena hal itu akan membuat mereka terlalu bergantung pada Anda.

Bekali anak dengan berbagai keterampilan dasar yang mereka butuhkan di masa depan. Seperti menyiapkan seragam, peralatan sekolah hingga merapikan kamarnya sendiri. Jika anak terbiasa melakukan semuanya sendiri, mereka akan tumbuh menjadi pribadi mandiri sejak dini.

6. Biarkan Anak Menyelesaikan Masalahnya Sendiri


Biarkan Anak Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
Pexels/Katerina Holmes

Langkah berikutnya untuk berhenti jadi helicopter parent adalah dengan membiarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini penting dilakukan agar anak tidak bergantung pada orangtua setiap kali mereka terlibat masalah.

Daripada melibatkan diri secara penuh, sebaiknya arahkan anak untuk mengambil keputusan terbaik dengan meminta pendapat mereka terlebih dahulu. Misal ketika anak tak sengaja merusak mainan temannya, Anda bisa berdiskusi dengan mereka dan pancing mereka untuk memutuskan solusi terbaik.

7. Berhenti Membandingkan Anak dengan yang Lain


Berhenti Membandingkan Anak dengan yang Lain
Pexels/Jep Gambardella

Cara terakhir yang tidak kalah penting untuk berhenti dari pola asuh helicopter parenting adalah dengan tidak membanding-bandingkan anak. Tumbuh kembang setiap anak berbeda, dan mereka memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Oleh sebab itu, perilaku membandingkan anak adalah hal yang salah untuk dilakukan.

Jangan pernah menghakimi anak hanya karena dia memiliki kemampuan yang berbeda dengan temannya sebab hal itu bisa menurunkan kepercayaan dirinya. Sebaliknya, berikan mereka semangat dengan mendukung anak mengembangkan bakatnya.

Mendidik anak memang tidak mudah, tapi kita bisa meminimalisir kesalahan kita dengan menjadi pendengar yang baik untuk anak dan tidak memaksakan kehendak pada mereka. Semoga artikel di atas bermanfaat!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait