Waspada! Ini Ciri Modus Kejahatan Malware Penipuan Berkedok Kirim Link Yang Bisa Gasak Saldo ATM
Pexels/Pixabay
Tekno

Kejahatan Malware dengan kedok kurir paket, undangan online dan semacamnya tengah menakuti masyarakat. Yuk, kenali ciri modus pelaku perampokan online yang marak terjadi saat ini.

WowKeren - Kejahatan siber di Tanah Air kembali memakan banyak korban. Kali ini, masyarakat digegerkan dengan modus penipuan malware. Kejahatan semacam ini diartikan sebagai perampokan online.

Malware sendiri merupakan perangkat lunak yang bekerja untuk menyusup atau memasuki komputer tanpa izin. Akibatnya, komputer mengalami kerusakan pada sistem, server dan perangkat lainnya. Malware bersifat berbahaya karena dapat melakukan pencurian data dan informasi seseorang.

Sedang, kasus yang marak terjadi di Indonesia yakni hilangnya saldo ATM korban yang sebelumnya tersimpan di mobile banking atau m-Banking. Korban merasa syok usai mendapati saldo mereka kosong tanpa sisa, padahal tak melakukan transaksi apapun.


Setelah ditelisik perampokan online itu terjadi akibat perangkat malware yang menyusup ke dalam ponsel. Sebelum melancarkan aksinya, pelaku akan mengirimkan link atau file yang kemudian diklik oleh korban.

Tanpa disadari, korban telah mengizinkan perangkat lain untuk mengakses ponsel mereka. Alhasil, tersangka mulai mencuri data, informasi dan merekam pin ATM korban secara diam-diam. Akibatnya, tanpa sepengetahuan korban saldo di m-Banking pun ludes.

Kejahatan berkedok kirim link ini sudah memakan banyak korban jiwa. Dittipidsiber Bareskrim Polri setidaknya telah menangkap 58 pelaku penipuan berkedok MOD APK kurir palsu per 30 Desember 2022 sampai 7 Januari 2023.

Karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dan tak asal menekan link mencurigakan. WowKeren telah merangkum beberapa ciri dan modus kejahatan malware. Yuk, simak agar tak jadi korban kejahatan satu ini.

(wk/Sisi)

1. Pura-Pura Jadi Kurir Paket


Pura-Pura Jadi Kurir Paket
Pexels/RODNAE Productions

Pelaku kejahatan malware paling sering menyamar jadi kurir paket. Pelaku akan berpura-pura memberikan informasi palsu melalui pesan WhatsApp. Pesan yang dikirim pelaku berupa file atau tautan link.

Nantinya, pelaku akan memancing korban untuk membuka file atau link tersebut. Di saat itu, data dan informasi pribadi korban akan diretas oleh pelaku. Modus kurir paket banyak dipakai, mengingat masyarakat era saat ini senang berbelanja online.

2. Modus Undangan Online


Modus Undangan Online
Pexels/Ron Lach

Selain kurir paket, modus lain yang biasa digunakan pelaku adalah undangan online. Tak sedikit korban yang termakan modus satu ini, mengingat selama pandemi banyak calon pengantin memakai undangan digital.

Serupa dengan modus kurir paket, pelaku juga mengirimkan file atau link ke WhatsApp korban. Korban yang tak curiga pun akan mengunduh file yang mereka dapat, berpikir undangan tersebut memang berasal dari kerabat atau teman dekat.

3. Mengaku Dari Instansi Resmi


Mengaku Dari Instansi Resmi
Pexels/Andrea Piacquadio

Tak semua informasi dari nomor berlabel instansi resmi seperti bank, rumah sakit atau lembaga pemerintah adalah pesan asli. Beberapa di antara mereka hanya mengaku-ngaku dari instansi resmi guna melancarkan kejahatan malware.

Tak jauh berbeda dari modus kurir paket dan undangan online, pelaku lagi-lagi memakai file atau link untuk meretas ponsel korban. Instansi resmi seperti ini biasanya mengelabui korban dengan berpura-pura mengirimkan tagihan BPJS atau informasi transaksi dari bank.

4. Terdapat File Ekstensi APK atau Tautan Link


Terdapat File Ekstensi APK atau Tautan Link
Pexels/Kasia Palitava

Kejahatan malware selalu memancing korban dengan file ekstensi APK atau tautan link. Karena itu, Anda patut berhati-hati dan curiga bila tiba-tiba terdapat nomor tak dikenal mengirimkan file atau link.

Jangan asal membuka atau mengunduh file yang tak jelas. Pasalnya, kemungkinan besar Anda menjadi sasaran kejahatan malware. Jangan pula memberikan informasi dan data kepada sembarang orang, meskipun mereka mengaku dari instansi resmi.

5. Meminta Kode Akses


Meminta Kode Akses
Pexels/hitesh choudhary

Selain membuka link atau file, pelaku biasanya mengarahkan korban untuk menginstal aplikasi. Selanjutnya, korban diminta untuk menyetujui izin akses agar pelaku dapat melakukan peretasan.

Oleh sebab itu, Anda patut waspada ketika orang tak dikenal meminta Anda untuk menyetujui beberapa kode akses. Modus seperti ini biasanya bertujuan untuk mengakses data perbankan bersifat pribadi seperti OTP (One Time Password) yang mengakibatkan rekening ludes.

6. Pesan Suara


Pesan Suara
Pexels/Karolina Grabowska

Selain pesan teks, fitur pesan suara WhatsApp ternyata juga jadi modus kejahatan malware. Secara tidak sadar, pelaku telah menanamkan malware ke ponsel korban ketika tombol "Play" atau "Putar" ditekan.

Jika korban menekan tombol "Play" atau "Putar" mereka akan diarahkan ke situs web tak dikenal. Guna mengelabui korban, pelaku akan menampilkan notifikasi permintaan Izinkan/Blokir. Bila langkah semacam ini muncul, Anda perlu waspada dan segera keluar dari laman tersebut.

7. Terkesan Memaksa


Terkesan Memaksa
Unsplash/Daria Nepriakhina

Anda juga patut waspada bila terdapat oknum yang terkesan memaksa Anda untuk melakukan hal-hal mencurigakan. Seperti memaksa membuka file atau link, menginstal aplikasi atau buru-buru mengirimkan data pribadi.

Jika muncul unsur pemaksaan atau ancaman dipastikan Anda menjadi target kejahatan siber. Bila perlu, Anda bisa segera melaporkan kejadian tersebut kepada orang yang mengerti atau instansi resmi terkait.

Nah, itu dia ciri modus kejahatan siber malware. Semoga artikel di atas dapat berguna untuk sobat WowKeren agar senantiasa terhindar dari penipuan online ya. Pasalnya, bila malware berhasil menyusup ke ponsel tak perlu waktu lama bagi pelaku untuk menguras semua saldo korban.

Apalagi jika ponsel korban berhasil dimasuki oleh malware jenis Remote Administrator Tool (RAT). Kondisi itu membuat ponsel korban bisa dikendalikan dari jarak jauh. Dengan begitu, pelaku dapat dengan mudah mengakses aplikasi keuangan seperti m-Banking atau e-wallet yang ada di ponsel korban.

Sementara, di artikel selanjutnya WowKeren akan berbagi tips agar m-Banking tetap aman dari perampokan online. Nantikan ya, see you!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru