BPN Bantah Prabowo Subianto Hina Kemenkeu Sebagai Menteri Pencetak Utang
Nasional

Sebelumnya, Kemenkeu menyatakan sakit hati atas pidato Prabowo yang menyebut menteri keuangan sebagai Menteri Pencetak Utang.

WowKeren - Calon Presiden Indonesia nomor urut 02, Prabowo Subianto, mendapatkan sorotan lantaran pernyataannya soal Menteri Keuangan. Prabowo dalam pidatonya menyebut Menteri Keuangan tak ubahnya menteri pencetak utang.

"Kalau menurut saya, jangan disebut lagi lah ada Menteri Keuangan," kata Prabowo di Jakarta Timur, Sabtu (26/1). "Mungkin menteri pencetak utang."

Hal ini sudah mendapatkan tanggapan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Pihaknya merasa sakit hati atas pernyataan Prabowo tersebut. "Apa yang disampaikan oleh Calon Presiden Prabowo sangat mencederai perasaan kami yang bekerja di Kementerian Keuangan," Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Nufransa Wira Sakti lewat unggahan di akun Facebook miliknya pada Minggu (27/1).

Menjadi perdebatan, tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo memberikan penjelasan. Mereka menjelaskan bahwa Prabowo tak bermaksud menghina Menteri Keuangan. "Saya kira Pak Prabowo tidak menghina Kemenkeu ya," ungkap juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga bidang ekonomi, M Kholid seperti dilansir Detik pada Senin (28/1).


Kholid juga menjelaskan bahwa Prabowo hanya memberikan kritik terhadap pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla semata. "Maksud beliau ingin mengingatkan ke pemerintah agar lebih hati-hati dalam mengelola keuangan negara terlebih terkait masalah utang negara ini," terang Kholid.

Sebelumnya, masalah utang Indonesia yang bertambah saat pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi perbincangan. Sampai tahun 2018, utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp4.418,3 triliun. Diketahui, selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, utang Indonesia berhasil bertambah sebanyak Rp1.809,6 triliun dari era sebelumnya.

Namun, kekhawatiran tersebut dibantah oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Menurutnya, jumlah utang Indonesia tersebut masih tergolong wajar.

"Debt to GDP ratio sepengetahuan saya itu 30% enggak tinggi. Tapi kita tidak katakan mau sembrono. Kan enggak juga. Kita harus hati-hati, defisit makin diperkecil," terang Sri Mulyani di Komplek Istana pada Rabu (23/1). "Apakah dengan defisit kemarin Rp1,7 triliun itu besar? Apakah itu berarti pemerintah ugal-ugalan? Ya enggak lah."

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru