Direktorat Luar Negeri BPN menyatakan bahwa mereka banyak memiliki anggota yang mendapatkan pendidikan di luar negeri.
- Silmi Amalia Fidareni
- Rabu, 06 Februari 2019 - 11:09 WIB
WowKeren - Tudingan Joko Widodo atas adanya "Propaganda Rusia" yang dilakukan oleh salah satu tim sukses kampanye menuai sejumlah kontroversi. Bahkan, pihak Duta Besar Rusia turut memberikan klarifikasi terhadap pernyataan Jokowi tersebut.
Reaksi juga datang dari kubu Prabowo Subianto. Turut menanggapi tudingan Jokowi, Prabowo menyatakan tak pernah menggunakan konsultan asing apalagi "Propaganda Rusia".
Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami.
— Russian Embassy, IDN (@RusEmbJakarta) 4 Februari 2019
Protes juga disampaikan oleh Direktorat Luar Negeri Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Irawan Ronodipuro. Ia merasa difitnah dengan adanya pernyataan soal "Propaganda Rusia" yang disampaikan Jokowi tersebut.
"Kami sangat menyesalkan komentar tersebut datang dari Presiden. Kita tidak ada mempergunakan jasa konsultan asing. Di sini, kita difitnah," terang Irawan dalam keterangan tertulis seperti dilansir Kompas pada Rabu (6/2). "Sementara, di sana, justru mereka lebih banyak mendatangkan tenaga kerja asing. Memangnya Indonesia kurang tenaga kerja?"
Irawan menengaskan bahwa BPN terdiri atas kumpulan orang yang memang banyak mendapatkan pendidikan di luar negeri. Namun, ia memastikan tak pernah ada konsultan asing yang berada di balik strategi politik kubu Prabowo Subianto.
"Di BPN ini, semua kumpulan anak-anak bangsa yang memang banyak mendapatkan pendidikan di luar negeri," lanjut Irawan. "Saya bisa memastikan kita tidak menggunakan konsultan politik asing. Maka pernyataan Presiden itu salah."
Presiden Jokowi sendiri telah buka suara dan memberikan penjelasan terkait hal ini. Ia menegaskan tak pernah menuduh Rusia berada di balik strategi pasangan Prabowo-Sandiaga.
Jokowi menjelaskan bahwa "Propaganda Rusia" merupakan sebuah terminologi yang muncul pada saat Pilpres Amerika Serikat pada 2016 lalu. "Ya, ini kita tidak berbicara mengenai negara ya," ujar Presiden Jokowi."
(wk/silm)