Cuma Dapat 2 Siswa Baru dan Digaji Lebih Rendah dari Tukang Becak, Guru SMP Swasta Ini Nangis
SerbaSerbi

SMP Gatra Surabaya rupanya hanya berhasil mendapatkan 2 siswa baru untuk tahun ajaran 2019/2020. Guru IPS di sekolah tersebut, Eka Vina, pun mengungkapkan keluh kesahnya.

WowKeren - Tahun ajaran baru 2019/2020 baru saja dimulai pada Senin (15/7) kemarin. Sekolah-sekolah pun sibuk menyambut kedatangan para siswa baru.

Namun ternyata, tidak semua sekolah bisa merasakan kemeriahan penyambutan tahun ajaran baru. SMP Gatra Surabaya rupanya hanya berhasil mendapatkan 2 siswa baru untuk tahun ajaran 2019/2020.

Meski demikian, guru ilmu pengetahuan sosial (IPS) SMP Gatra Surabaya yang bernama Eka Vina masih setia duduk di meja piket hingga Jumat (5/7). Vina memang mendapat tugas untuk piket menjaga loket PPDB.

Ia pun berharap masih ada calon siswa baru yang mau mendaftar di sekolahnya. "Masa hanya dua jari siswa kami?" ujar Vina dilansir Surya pada Rabu (17/7).

Menurut Vina, SMP Gatra Surabaya pernah berjaya pada era 1980-an. Namun sayang, untuk tahun ajaran baru ini, sekolah yang berada di bawah Yayasan Trisula tersebut hanya mampu mendapat 2 siswa baru.


Vina sendiri sudah belasan tahun menjadi guru di SMP swasta tersebut. Namun, ia merasa sedih kala mengingat gajinya yang hanya Rp 18 ribu per bulan ditambah dengan honor mengajar sebesar Rp 20 ribu per jam.

"Kalau ditanya gaji saya sedih. Saya nangis. Lebih rendah dari tukang becak dan kalah dengan kuli," tutur Vina. "Tapi saya terpanggil untuk tetap mengajar dan menjadikan anak-anak tumbuh secara terdidik."

Meski keadaannya sulit, Vina serta guru-guru lain di SMP Gatra mengaku akan tetap mengajar apabila pihak sekolah masih menghendaki. Mereka juga berharap dapat menerima tunjangan profesi pendidik (TPP), meski hal itu akan sulit terpenuhi lantaran hanya memiliki 2 siswa saja.

Di sisi lain, Kepala SMP Gatra Abdul Aziz Panigoro menjelaskan bahwa kondisi ini merupakan dampak dari PPDB sistem zonasi. Pasalnya, berdasarkan sistem zonasi, Dinas Pendidikan Kota Surabaya memutuskan untuk melakukan penambahan pagu SMP Negeri hingga 7 ribu siswa. Dilansir Kompas, pagu SMP Negeri yang tadinya 18.325 bertambah menjadi 25.233 usai sistem zonasi diterapkan.

"Kebijakan ini tidak berpihak kepada SMP swasta. Sepanjang sejarah baru kali Ini sekolah kami hanya mendapat 2 siswa," ungkap Abdul. "Apakah akan kami bubarkan, leluhur kami menghendaki layanan pendidikan ini harus tetap ada."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru