Media Asing Sebut 6 Warga Tertembak di Papua, Begini Klarifikasi Istana
Nasional

Media asing Reuters mengabarkan 6 warga sipil tertembak dalam kerusuhan Deiyai, Papua, Rabu (28/8). Namun belakangan polisi memastikan bahwa informasi itu tidak benar.

WowKeren - Kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat tak hanya menuai perhatian nasional tetapi juga internasional. Yang terbaru, media asing Reuters pun turut memberitakan soal kerusuhan di Deiyai, Papua pada Rabu (28/8).

Dalam beritanya, Reuters menyebut enam warga sipil tertembak di kerusuhan yang terjadi. Tak hanya itu, puluhan orang pun terluka dalam kerusuhan tersebut. Pernyataan ini berdasarkan keterangan dari John Pakage, salah seorang warga Deiyai, lewat sambungan telepon.

Reuters pun mengutip pernyataan dari pengacara HAM asal Indonesia, Veronica Koman. "Anak-anak turut menjadi korban penembakan oleh aparat pengaman di Deiyai," ujar Veronica.

Menanggapi berita yang beredar itu, pihak Istana pun angkat bicara. Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memastikan informasi tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.


"Ini saya cek tadi ke lapangan, 'Benar nggak, Pangdam, ada yang tertembak 6 orang?' Justru yang meninggal dari TNI satu orang. Luka dari kepolisian dua orang," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (28/8). "Tapi beritanya sudah sampai Reuters, enam masyarakat sipil diberondong oleh aparat keamanan."

Tak ayal kesalahan informasi ini menjadi sorotan utama Moeldoko. Ia menduga ada upaya masif yang dilakukan untuk membentuk opini publik. "Ini memang ada upaya masif membentuk opini di luar yang dilakukan dan konfirmasi kebenarannya masih belum jelas," tegas Moeldoko, dilansir oleh Detik News.

Moeldoko pun menduga ada pihak yang sengaja menggerakkan kerusuhan-kerusuhan di Bumi Cenderawasih itu. Kelompok tersebut, ujar Moeldoko, mengalami kecemasan akibat masifnya pembangunan yang dilakukan pemerintah di Papua.

"Jadi yang sering saya katakan itu memang poros gerakan politiknya sedang masif. Karena yang kemarin saya juga katakan bahwa ada ruang gerak yang sangat ditakutkan oleh kelompok bersenjata maupun poros politik dengan pembangunan yang masif di Papua itu," pungkasnya. "Maka kecemasan yang dihadapi mereka. Dia tidak bisa lagi membohongi rakyat, tidak bisa lagi membohongi dunia luar."

Sementara itu, pihak kepolisian telah mengonfirmasi soal kondisi di Deiyai pasca kerusuhan yang terjadi. Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolf Rodja menyebut tiga orang tewas dalam kerusuhan tersebut, terdiri atas dua warga sipil dan seorang anggota TNI AD.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait