Pandemi Belum Berakhir, 6 Virus Corona Jenis Baru Kembali Ditemukan Di Kelelawar
Dunia

Pandemi COVID-19 masih terus meluas dan belum berakhir, enam virus corona jenis baru justru kembali ditemukan oleh peneliti di kelelawar. Bagaimana penjelasannya?

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) masih mengancam setelah ditemukan lebih dari 1,8 juta kasus di seluruh dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Senin (13/4). Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar ikan dan hewan Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 lalu.

COVID-19 sendiri berdasarkan penelitian sejumlah ilmuwan disebutkan berasal dari kelelawar. Kini, para ilmuwan kembali menemukan virus corona jenis baru dalam tubuh kelelawar yang hidup di Myanmar.

Dilansir dari Live Science, sebanyak enam virus corona jenis baru ditemukan. Keenamnya disebutkan masih satu keluarga dengan SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19 yang saat ini mewabah di seluruh dunia.

Meski demikian, secara genetik virus-virus tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Keenam virus corona tersebut ditemukan saat peneliti melakukan survei di di Myanmar melalui program PREDICT. Program yang didanai pemerintah ini dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit menular yang berpotensi ditularkan dari hewan ke manusia atau zoonosis.

Kelelawar disebutkan menjadi mamalia yang memiliki potensi paling besar dalam menularkan virus ke manusia. Pasalnya, kelelawar dianggap sebagai hewan yang mampu menampung ratusan virus corona yang belum teridentifikasi.

Sebagai contoh adalah virus SARS yang juga pernah mengguncang dunia beberapa tahun lalu. SARS-CoV-2 juga diduga berasal dari kelelawar, dengan kemungkinan besar ditularkan terlebih dahulu ke hewan lain sebagai perantara yang kemudian menular ke manusia.


Peneliti lantas mengumpulkan ratusan sampel air liur dan guano (kotoran) dari 464 kelelawar yang berasal dari 11 spesies berbeda sejak 2016 hingga 2018. Sampel-sampel tersebut diambil di tiga lokasi yang menjadi tempat di mana manusia sering melakukan kontak dengan satwa liar.

"Dua dari lokasi penelitian merupakan sebuah gua yang populer di mana orang-orang secara rutin terpapar kelelawar,” tulis para peneliti dalam studinya yang terbit di jurnal PLOS ONE, seperti dilansir dari Live Science pada Senin (13/4). “Melalui panen guano, praktik keagamaan, dan ekowisata.”

Selanjutnya, peneliti melakukan analisis urutan genetik dari sampel-sampel yang telah didapat dan membandingkannya dengan genom virus corona yang sudah diketahui sebelumnya. Hasilnya, virus corona jenis baru ditemukan pada tiga spesies kelelawar.

Ketiganya adalah kelelawar rumah kuning Asia Raya (Scotophilus heathii) dengan nama virus PREDICT-CoV-90. Kemudian kelelawar ekor keriput (Chaerephon plicatus), yang menjadi rumah bagi virus PREDICT-CoV-47 dan PREDICT-CoV-82. Serta kelelawar hidung daun Horsfield (Hipposideros larvatus), yang membawa PREDICT-CoV-92, -93, dan -96.

Penelitian-penelitian tersebut diharapkan dapat digunakan untuk melakukan berbagai upaya pencegahan agar tidak ada lagi wabah seperti virus corona saat ini. Selain itu, enam virus corona yang ditemukan tersebut juga bisa menjadi bahan penelitian untuk mengetahui dampaknya pada kesehatan manusia.

”Banyak virus corona mungkin tidak menimbulkan risiko bagi manusia,” ujar Direktur Smithsonian's Global Health Program Suzan Murray, “Tetapi ketika kami mengidentifikasi penyakit ini sejak dini pada hewan, pada sumbernya, kami memiliki peluang berharga untuk menyelidiki potensi ancaman. Pengawasan, penelitian, dan pendidikan yang waspada adalah alat terbaik yang kami miliki untuk mencegah pandemi sebelum terjadi."

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait