Disahkan Jadi Obat Darurat COVID-19, Remdesivir Siap Beredar Minggu Ini
Dunia

CEO Gilead Sciences Daniel O'Day mengatakan jika 'obat darurat' corona remdesivir akan mulai didistribusikan pada awal minggu ini. Hal ini sebagai buntut dari disahkannya obat ebola tersebut untuk penanganan pasien COVID-19.

WowKeren - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan untuk menggunakan obat remdesivir untuk menangani pasien virus corona di negaranya. Keputusan tersebut telah disahkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (US Food and Drug Administration/FDA).

CEO perusahaan bioteknologi Gilead Sciences pun mengatakan jika obat remdesivir akan ada di tangan dokter dan pasien pada awal minggu ini. “Kami bermaksud untuk membawa [remdesivir] kepada pasien pada awal minggu ini, kami akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menentukan kota mana yang paling rentan dan yang membutuhkan obat ini," ujar ketua dan CEO Gilead Sciences Daniel O'Day pada CBS "Face of the Nation", Minggu (3/5).

"Kami telah menyumbangkan seluruh pasokan yang kami miliki dalam rantai pasokan kami," kata O'Day menambahkan. "Kami melakukannya karena kami mengakui dan mengenali penderitaan manusia, kebutuhan manusia di sini, dan ingin memastikan tidak ada yang menghalangi jalan ini sampai ke pasien."


Virus corona yang mematikan telah menyebabkan gangguan sosial dan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di AS serta seluruh dunia. Oleh karena itu, obat antivirus Gilead - remdesivir - telah menjadi sumber harapan bagi lebih dari 1,1 juta orang Amerika yang didiagnosis dengan penyakit yang menyebar dengan cepat tersebut. Hal ini diharapkan agar pelaku pasar bisa membuka kembali ekonomi di Negeri Paman Sam itu.

Sebelumnya, Gilead merilis hasil awal dari uji klinis pada obat antivirus remdesivir pekan lalu. Hasil tersebut menunjukkan setidaknya 50% dari pasien COVID-19 yang diobati dengan dosis obat lima hari, keadaannya membaik dibandingkan dengan yang mendapat perawatan biasa.

Sementara itu, meski telah diresmikan menjadi obat darurat untuk pasien COVID-19, FDA menyebutkan jika penggunaan obat remdesivir untuk menangani pasien virus corona sendiri masih tidak boleh dilakukan secara sembarangan. FDA membatasi penggunaan obat ini terhadap orang dewasa dan anak-anak dengan dugaan atau memiliki penyakit berat yang dikonfirmasi di laboratorium. Diantaranya adalah kadar oksigen darah rendah, kebutuhan akan terapi oksigen, kebutuhan ventilator atau bantuan pernapasan intensif lainnya.

Obat remdesivir juga kemungkinan memiliki efek samping yang kuat. Diantaranya dapat peningkatan kadar enzim hati sehingga menyebabkan peradangan atau kerusakan sel-sel di hati. Selain itu, obat ini juga memiliki efek samping lainnya jika pasien menggunakan infus seperti tekanan darah rendah, mual, muntah, berkeringat dan menggigil.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait