FBI Tuding Tiongkok Berniat Curi Data Vaksin Corona dari AS
AP
Dunia

Dalam laporan yang diterbitkan oleh New York Times, disebutkan bahwa Tiongkok mengerahkan peretas yang menyasar informasi terkait perawatan dan pengujian virus corona dari AS.

WowKeren - Badan Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) menuding bahwa hacker alias peretas Tiongkok mencoba mencuri riset tentang pengembangan vaksin virus corona (COVID-19) dari AS.

Dalam laporan yang diterbitkan oleh New York Times, FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri berencana mengeluarkan peringatan terkait peretasan yang dilakukan Tiongkok di tengah upaya pengembangan vakin virus corona. Disebutkan bahwa Tiongkok mengerahkan peretas yang menyasar informasi dan kekayaan intelektual terkait perawatan dan pengujian virus corona.

Laporan dari FBI dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS itu direncanakan dirilis beberapa hari mendatang. Dokumen itu menekankan adanya upaya dari "aktor non-tradisional", sebutan untuk mahasiswa atau peneliti yang mencuri informasi dari kampus maupun laboratorium swasta.

Para pejabat AS menuding aksi para peretas tersebut terkait dengan pemerintah Tiongkok. "Tiongkok berusaha mendapatkan properti intelektual dan data kesehatan publik berkaitan vaksin, pengobatan, dan perawatan," demikian ulas New York Times.

Menurut Direktur Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber, Christopher Krebs, fokus para peretas dan mata-mata Tiongkok tersebut adalah vaksin corona yang dikembangkan oleh AS. "Tiongkok punya sejarah panjang dalam berperilaku buruk dalam dunia maya sejauh yang didokumentasikan," kata Krebs dalam wawancara.


Oleh karena itu, dia mengaku tidak terkejut mereka akan mengincar organisasi penting yang terlibat dalam respons penanganan COVID-19. "Kami dan organisasi yang kami kelola akan mempertahankan kepentingan kami secara agresif," lanjut Krebs.

Peringatan dari FBI ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump menuding Tiongkok sudah sebuah informasi keliru tentang virus corona pada dunia. "Apa lagi yang baru dengan Tiongkok? Ceritakan kepada saya. Saya tidak senang dengan China. Kami memerhatikannya dengan sangat cermat," ujar Trump di Gedung Putih saat diminta memberikan tanggapan soal laporan FBI ini.

Namun menanggapi tudingan AS, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, membantah laporan tersebut. Zhao mengatakan Tiongkok dengan tegas menentang semua tuduhan serangan dan aksi peretasan yang diarahkan dunia.

"Kami memimpin dalam pengobatan COVID-19 dan riset pengembangan vaksin. Tudingan tersebut merupakan aksi tidak bermoral dengan menarget China dengan rumor dan fitnah tanpa ada bukti," ujar Zhao.

Sementara itu, pekan lalu Inggris dan AS dalam sebuah pesan bersama memperingatkan adanya peningkatan serangan siber terhadap para tenaga medis di tengah upaya menangani virus corona. Aksi serangan tersebut diklaim didukung oleh pemerintah.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait