Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengkhawatirkan kenaikan kasus virus corona atau COVID-19 di negara-negara miskin.
- Bertilia Puteri
- Kamis, 21 Mei 2020 - 14:01 WIB
WowKeren - Jumlah pasien yang positif terjangkit COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai 5.090.642 orang per Kamis (21/5). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lantas mengkhawatirkan kenaikan kasus COVID-19 di negara-negara miskin.
"Jalan kita masih panjang di tengah pandemi ini," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, melansir Channel News Asia pada Kamis (21/5). "Kami sangat mengkhawatirkan tentang kenaikan kasus (COVID-19) di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah."
Selain itu, Tedros juga melaporkan rekor kasus COVID-19 baru dalam sehari yang mencapai 160 ribu orang di seluruh dunia. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak virus corona ditemukan pada akhir tahun 2019 lalu.
"Pada Selasa (19/5) ada sekitar 106 ribu kasus yang dilaporkan ke WHO," tutur Tedros dilansir AFP. "Ini adalah jumlah terbesar dalam satu hari sejak wabah ditemukan pada Desember (2019)."
Menurut WHO, rekor lonjakan kasus COVID-19 tersebut terjadi usai banyak negara memperluas tes virus mereka. Tedros sendiri masih belum bisa menjawab sampai kapan pandemi akan berlangsung.
Sementara itu, WHO baru saja dituduh Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah lalai menangani pandemi corona dan berpihak kepada Tiongkok. Trump juga kembali mengancam akan menarik sumbangan kepada AS.
Terkait hal tersebut, Tedros mengakui bahwa dirinya menerima surat dari Trump. Namun ia tidak mau berkomentar tentang hal tersebut. Ia hanya mengaku telah berkomitmen untuk bertanggungjawab dan akan melakukan peninjauan atas respons terhadap pandemi corona.
"Saya telah menyatakan berulang kali bahwa WHO menyerukan akuntabilitas lebih dari siapa pun," pungkas Tedros. "Itu harus dilakukan, dan itu harus dilakukan secara komprehensif."
Di sisi lain, AS menjadi negara dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di dunia, yakni 1.593.039 pasien. Dari jumlah tersebut, 94.941 pasien dilaporkan meninggal dunia dan 370.812 orang dinyatakan sembuh.
Terkait hal ini, Trump justru menyebutnya sebagai "lencana kehormatan" alias prestasi. Dari sudut pandang Trump, banyaknya kasus positif ini justru menunjukkan bahwa negaranya sudah melakukan banyak pemeriksaan Corona. Hal ini seolah menunjukkan bahwa AS menjadi negara dengan kesigapan tertinggi dalam memeriksa spesimen Corona.
(wk/Bert)