Imbas Kasus George Floyd, Bos Kulit Hitam Uber Ngaku Takut Dengan Polisi
som.yale.edu
Dunia

Sentimen ras di negara Amerika Serikat masihlah kuat. Dengan adanya kasus kematian George Floyd ini rupanya menimbulkan ketakutan untuk Direktur Uber, Ursula Burns.

WowKeren - Kasus kematian seorang pria kulit hitam George Floyd hingga saat ini menjadi sorotan dunia. Ramainya kasus ini bahkan menggerakkan massa besar-besaran untuk melakukan aksi protes karena adanya sistem ras yang terjadi di Amerika Serikat.

Direktur Uber, Ursula Burns pun mengaku bahwa banyak petinggi perusahaan kulit hitam seperti dia masih takut untuk menjalankan kehidupan normal. Pasalnya, sentimen ras di Negeri Paman Sam tersebut masih sangat kuat.

Burns merupakan mantan CEO Xerox dan menjadi CEO wanita kulit hitam pertama di jajaran perusahaan top Fortune 500. Menurutnya meski sudah punya jabatan di perusahaan top, dia tetap menjadi minoritas.

Bahkan usai kasus pembunuhan George Floyd oleh polisi berkulit putih di AS dia mengaku kini khawatir bila didekati polisi. "Saya bagian dari 1%, dan saya masih khawatir ketika saya didekati oleh seorang polisi," kata Burns dilansir CNBC, Kamis (4/6).

Burns meminta agar perusahaan lebih banyak melihat kompetensi warga kulit hitam, bahkan kalau perlu ada di dalam jabatan penting pada perusahaan. Hal ini menurutnya dapat membongkar ketidak seimbangan ras lebih cepat.


"Sebagian besar dewan masih memiliki nol atau satu orang Afrika-Amerika di dalamnya, dan itu, saya pikir tekanan di bidang itu, dapat membantu mempercepat kemajuan dan transisi bagi perusahaan," jelasnya.

Menurut laporan Center for Talent Innovation, warga kulit hitam di AS hanya memegang 3,2% dari posisi manajer eksekutif. Bahkan, kurang dari 1% dari posisi CEO Fortune 500.

Sementara itu, beberapa perusahaan seperti Nike hingga Amazon telah mengeluarkan pernyataan untuk mendukung komunitas kulit hitam, menyusul kematian George Floyd. Burns mengatakan orang harus mengerti bahwa masih banyak kemajuan yang harus dibuat dalam menekan sentimen rasial di AS.

Ia meminta perusahaan-perusahaan lebih peduli pada komunitas kulit hitam. "Perusahaan harus tertarik, peduli, aktif, vokal tentang bagaimana komunitas mereka (kulit hitam), bagaimana struktur mereka dalam komunitas mereka dijalankan," katanya.

Ketakutan serupa rupanya juga dialami oleh CEO Merck, Kenneth Frazier. Pria kulit hitam ini mengungkapkan apa yang terjadi pada George Floyd bisa juga terjadi padanya dan seluruh komunitas kulit hitam di AS.

"Apa yang dilihat oleh komunitas Afrika-Amerika dalam rekaman video itu adalah bahwa lelaki Afrika-Amerika ini, yang bisa jadi saya atau lelaki Afrika-Amerika lainnya, diperlakukan sebagai bukan manusia," ujar Frazier.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait