Iran Jadi Negara Pertama Laporkan Gelombang Kedua Wabah Virus Corona, Ternyata Ini Penyebabnya
Getty Images
Dunia

Presiden Hassan Rouhani menjelaskan alasan Iran menjadi salah satu negara di dunia yang mengalami gelombang kedua wabah virus COVID-19. Hal ini dimulai pada pertengahan April lalu.

WowKeren - Pandemi virus Corona yang menyebar hampir ke seluruh dunia terus mengalami penambahan kasus setiap harinya. Hingga Senin pagi (8/6), infeksi kasus virus Corona telah mencapai lebih dari 7 juta kasus. Penambahan jumlah ini akhirnya menimbulkan gelombang kedua wabah virus Corona.

Beberapa negara di dunia telah melaporkan mengalami gelombang kedua COVID-19, salah satunya Iran. Iran menjadi negara pertama di dunia yang melaporkan terjadinya gelombang kedua COVID-19. Pemerintah Iran melaporkan terjadinya gelombang kedua wabah virus Corona setelah melonggarkan aturan lockdown pada pertengahan April saat kasus baru COVID-19 berkurang.

Pemerintah Iran juga melaporkan jika jumlah kasus di negaranya terus membludak setiap harinya. "Otoritas Iran melaporkan jumlah kasus baru 3.574 kasus pada Rabu (3/6)," begitu dilansir Daily Mail dalam Tempo.co, Senin (8/6).

Jumlah kasus baru infeksi COVID-19 pada Rabu ini meningkat dari jumlah kasus terbanyak sebelumnya yaitu 3.186 kasus pada 30 Maret 2020. Parahnya, kasus baru COVID-19 mulai bertambah lagi sejak awal Mei dan tercatat sebanyak 3 ribu kasus baru per hari berturut-turut pada pekan lalu.


Jumlah kasus baru COVID-19 ini terjadi seiring pembukaan kembali fasilitas publik seperti gym dan kantor bisnis. Selain itu, Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan salah satu penyebab dari puncak epidemi ini adalah sebuah perayaan pesta pernikahan yang dilakukan beberapa waktu lalu.

"Di satu lokasi, kami menyaksikan puncak epidemi ini, yang sumbernya adalah pernikahan yang menyebabkan masalah bagi orang-orang, pekerja kesehatan, dan kerugian bagi ekonomi dan sistem kesehatan negara itu," kata Rouhani melansir dari Antaranews.

Rouhani tak mengatakan kapan dan dimana pernikahan itu berlangsung. Jumlah kasus baru merosot ke 2.269 pada Sabtu, (6/6), menjadikan total kasus Iran mencapai 169.425 dengan 8.209 kematian. Pejabat kesehatan telah memperingatkan tentang gelombang kedua wabah, tetapi mengatakan alasan di balik lonjakan kasus baru mungkin butuh pengujian yang lebih luas.

Seorang pejabat mengatakan sekitar 70 persen dari kasus baru di Teheran termasuk di antara mereka yang telah bepergian ke luar Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir. Iran telah berjuang untuk menekan penyebaran COVID-19, tetapi pihak berwenang khawatir bahwa langkah-langkah untuk membatasi kehidupan publik dan ekonomi dapat merusak ekonomi yang sudah terguncang akibat sanksi internasional.

"Dalam keadaan ini, kita tidak punya pilihan lain. Kita harus bekerja, pabrik kita harus aktif, toko kita harus terbuka, dan harus ada pergerakan di negara sejauh yang diperlukan," pungkas Rouhani.

(wk/lara)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait