Usai Dikunjungi Trump, Produsen Alat Medis AS Buang Semua Produk Swab
Dunia

Selepas kunjungan Trump, semua alat swab yang diproduksi perusahaan medis Puritan Medical Products untuk keperluan pengujian COVID-19 juga disterilkan pasca-produksi.

WowKeren - Salah satu perusahaan alat medis asal Amerika Serikat, Puritan Medical Products, membuang seluruh produk alat swab yang telah diproduksi setelah kunjungan Presiden Donald Trump pada Jumat (5/6) lalu.

Dilansir dari CNN, rupanya alasan perusahaan membuang alat swab adalah karena banyaknya orang dalam rombongan yang berkunjung, termasuk pejabat pemerintah, personel keamanan, dan media.

"Produksi terbatas dengan menggunakan mesin untuk mengurangi periode demo produk selama 15 menit saat presiden secara aktif berkeliling di lokasi manufaktur kami," tulis pihak perusahaan dalam sebuah pernyataan yang diunggah melalui Twitter pada Selasa (9/6). "Kami melakukan pembersihan fasilitas lengkap yang diperlukan."

Disebutkan pula bahwa selepas kunjungan Trump, semua alat swab yang diproduksi untuk keperluan pengujian COVID-19 juga disterilkan pasca-produksi. Perusahaan yang berbasis di Maine, AS itu juga memutuskan untuk mengubah jadwal produksi dari Jumat ke akhir pekan untuk menghindari kerugian akibat pembuangan alat swab.


Selama melakukan kunjungan, Trump menganggap enteng pedoman menjaga jarak untuk menghindari penularan virus. Dalam sebuah kesempatan, Trump bahkan berfoto dengan seorang karyawan pabrik dan keduanya tidak mengenakan masker.

Sementara itu, AS sendiri memang tengah menggenjot pasokan alat medis di tengah melonjaknya kasus COVID-19 di negara tersebut. Pasokan medis menjadi salah satu masalah utama AS di tengah upaya menangani virus corona. Sehingga, kenaikan permintaan alat medis termasuk alat pelindung diri dan alat swab terjadi seiring dengan peningkatan kasus corona.

Sejauh ini, AS sendiri telah mencatatkan lebih dari 2 juta kasus COVID-19 dengan angka kematian melampaui 115 ribu jiwa. Sebanyak 808 ribu pasien dinyatakan sembuh, sedangkan kasus aktif mencapai 1,142,942 jiwa.

Sementara itu, peneliti dari Health Institute Harvard memperkirakan jumlah kematian akibat virus corona (COVID-19) di Amerika Serikat mungkin bisa mencapai 200 ribu jiwa pada bulan September mendatang.

"Bahkan jika kita tidak memiliki kasus yang meningkat, bahkan jika kita menjaga keadaan tetap datar, masuk akal untuk berharap bahwa kita akan mencapai 200 ribu kematian sekitar bulan September," tutur Kepala Global Health Institute Harvard, Ashish Jha.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru