Peneliti Inggris Sebut Gejala COVID-19 Parah Bisa Picu Kerusakan Otak
Dunia

Dari sejumlah komplikasi, stroke merupakan komplikasi yang paling umum. Dari 125 pasien, 77 di antaranya dilaporkan mengalami penggumpalan darah di otak.

WowKeren - Studi awal yang dilakukan oleh para peneliti di Inggris mengungkap jika pasien COVID-19 yang memiliki gejala parah bisa mengalami kerusakan otak. Yang mana, kerusakan otak ini bisa memicu beberapa komplikasi.

Adapun sejumlah komplikasi yang dimaksud adalah mulai dari stroke, demensia, hingga psikosis. Studi ini dipublikasi di jurnal Lancet Psychiatry.

Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih jauh terkait hal ini. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh salah satu peneliti, Profesor Sarah Pett, dari University College London.

"Ini adalah potret penting komplikasi terkait COVID-19 yang bisa terjadi di otak para pasien rawat rumah sakit," kata dia dilansir dari Reuters, Jumat (26/6). "Sangat penting bagi kami untuk terus menggali informasi ini karena akan membantu pemahaman kita terhadap virus seutuhnya."

Dari sejumlah komplikasi yang telah disebutkan di atas, stroke merupakan komplikasi yang paling umum. Dari 125 pasien, 77 di antaranya dilaporkan mengalami penggumpalan darah di otak.


Selain itu, 39 dari 125 pasien menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau perubahan perilaku yang mencerminkan kondisi mental. Lalu dari 39 pasien tersebut, sembilan orang mengalami disfungsi otak yang tak spesifik atau sering disebut ensefalopati.

Sementara itu, tujuh lainnya mengalami inflamasi otak atau ensefalitis. Meski demikian, para peneliti perlu melakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui mekanismenya.

"Kami sekarang membutuhkan studi yang lebih detail untuk memahami mekanisme biologis dari hal ini," kata peneliti lainnya, Benedict Michael, dari Liverpool University. "Jadi kami bisa mencari terapi potensial yang bisa diberikan."

Sementara itu, di penelitian yang lain, ditemukan jika puluhan ribu pasien penyintas COVID-19 mengalami kerusakan paru-paru permanen.

"Dalam pemindaian selama enam minggu," kata Dr Sam Hare, Anggota komite eksekutif dari British Society of Thoracic Imaging dilansir dari The Sun, Jumat (26/6). "Sejauh ini saya melihat sekitar 20-30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan kerusakan paru-paru permanen."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait