Trump: Slogan Black Lives Matter adalah Simbol Kebencian
Getty Images
Dunia

Pernyataan itu diutarakan Trump untuk merespons rencana Wali Kota New York Bill de Blasio yang ingin melukis jalan Fifth Avenue di kota itu dengan tulisan Black Lives Matter.

WowKeren - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai slogan Black Lives Matter yang selama ini digaungkan dalam gerakan anti-rasisme adalah sebuah simbol kebencian.

Pernyataan itu diutarakan Trump merespons rencana Wali Kota New York Bill de Blasio yang ingin melukis jalan Fifth Avenue di kota itu dengan tulisan Black Lives Matter. "de Blasio akan menulis simbol Black Lives Matter yang besar, mahal, dan berwarna kuning di Fifth Avenue, merendahkan jalan mewah tersebut," kata Trump melalui kicauannya di Twitter pada Rabu (1/7).

"Simbol itu akan semakin memusuhi kepolisian New York. Kepolisian New York mungkin tidak akan membiarkan simbol kebencian itu digambar di jalan terbesar di New York tersebut," lanjut Trump dalam kicauannya.

Fifth Avenue merupakan lokasi di mana Trump Tower berada. Dalam wawancara dengan MSNBC, de Blasio mengutarakan bahwa pemerintah kota memang berencana melukis slogan Black Lives Matter di jalan tersebut. "Tepat di luar pintu masuk (gedung Presiden Trump)," ucap de Blasio, sebagaimana dikutip dari CNN pada Kamis (2/7).

Menurut de Blasio, rencana itu sangat penting sebagai bentuk pesan kepada seluruh negeri terkait isu rasisme yang kian mengkhawatirkan di Negeri Paman Sam. "Dan tentunya kami ingin Presiden mendengar ini karena beliau tidak pernah menunjukkan rasa hormat terhadap makna dari tiga kata (Black Lives Matter) tersebut," lanjut de Blasio.


Sebelum New York, Wali Kota Washington DC Muriel Browser sudah melakukan hal serupa. Ia melukis slogan Black Lives Matter di sepanjang 16th Street yang mengarah ke Gedung Putih.

Slogan Black Lives Matter sendiri ramai diseukan seiring dengan gelombang demonstrasi anti-rasisme besar-besaran di AS. Demonstrasi ini dipicu akibat kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam yang tewas akibat ulah polisi kulit putih Minneapolis. Mereka turun ke jalan dan menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menuntut keadilan.

Kematian Floyd dinilai menjadi puncak amarah warga Amerika terkait diskriminasi dan sikap rasisme yang sistematis, terutama terhadap perlakuan aparat kepada warga kulit hitam dan minoritas.

Aksi protes pertama kali pecah di Minneapolis sehari setelah kematian Floyd hingga akhirnya menyebar ke seluruh penjuru AS. Demonstrasi dan gerakan solidaritas untuk Floyd dan anti-rasisme secara keseluruhan bahkan turut berlangsung di sejumlah negara Eropa, Amerika Latin, hingga Asia.

Belum mereda demonstrasi akibat kematian Floyd, pekan lalu seorang warga kulit hitam lainnya yakni Rayshard Brooks juga ditemukan tewas usai ditembak oleh polisi di Atlanta, Georgia. Insiden penembakan Brooks ini terjadi pada Juni lalu ketika polisi berupaya menangkap Brooks di sebuah restoran cepat saji Wendy's di Atlanta.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait