Jokowi Prediksi Ekonomi Bakal Minus 5 Persen, Indonesia Terancam Masuk Jurang Resesi?
Instagram/jokowi
Nasional

Sang presiden memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kemungkinan besar mengalami minus sampai level 5 persen. Lantas apakah Indonesia berpotensi mengalami resesi?

WowKeren - Sudah ada beberapa negara yang melaporkan kemunduran di bidang perekonomian, bahkan sampai mencatatkan resesi. Seperti misalnya Singapura dan Korea Selatan yang sudah mengonfirmasi, serta munculnya prediksi Amerika Serikat akan menyusul dalam waktu dekat.

Presiden Joko Widodo pun ikut memberi tanggapan soal potensi terjadinya resesi ini. Namun Jokowi tak menyampaikan gamblang, ia hanya menyebut bahwa Indonesia berpotensi mengalami penurunan signifikan dari segi pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal II 2020, yakni mencapai minus 4,3 sampai 5 persen.

Menurut Jokowi, prediksi ini sangat patut diwaspadai karena merosot jauh dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal I 2020 kemarin. Sebab pada Kuartal I 2020 kemarin Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan hingga 2,97 persen, sebuah prestasi di tengah gempuran akibat pandemi COVID-19.

"Kita Indonesia di Kuartal I masih plus, sebelumnya (Kuartal IV 2019) kita plus. Kuartal I 2020 2,97 persen, tapi di Kuartal II kita sudah akan jatuh minus," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7). "Kita harus ngomong apa adanya, bisa minus 4,3 persen sampai mungkin (minus) 5 (persen)."


Terkait penurunan ini, Jokowi menegaskan merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir. Dan kondisi itu pun diperburuk karena pertumbuhan ekonomi dunia yang masih tertekan dan berubah-ubah, kebanyakan dalam konteks negatif.

Jokowi bahkan mengungkap Bank Dunia juga sudah "pasrah" dengan situasi yang ada. Sebab Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global bisa sangat tertekan sampai ke level minus lima persen. Hal senada juga terungkap 2 pekan lalu, yakni ketika Jokowi menghubungi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan mendapati prediksi pertumbuhan ekonomi dunia bisa minus sampai level 7,6 persen.

"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan? Bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis dan posisinya tidak semakin mudah tapi semakin sulit," tutur mantan Wali Kota Solo itu, seperti dikutip dari Republika.

OECD juga memberikan prediksi kondisi pertumbuhan ekonomi setiap negara, yang kebanyakan mengalami penurunan alias minus. Seperti Prancis yang bisa minus hingga 17 persen, Inggris minus 15 persen, Jerman minus 11 persen, AS minus 9,7 persen, Jepang minus 8,3 persen, hingga Malaysia minus 8 persen.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait