100 Hari Bebas COVID-19, Selandia Baru Kembali Lakukan Lockdown Usai Temukan Kasus Baru
Dunia

Selandia Baru mengumumkan penutupan kota terbesarnya, Auckland, setelah empat kasus baru ditemukan di kota itu. PM Jacinda Ardern mengatakan Auckland akan beralih ke pembatasan level 3.

WowKeren - Setelah lebih dari 100 hari menyatakan bebas dari infeksi COVID-19, kini Selandia Baru mengumumkan penutupan kota terbesarnya, Auckland, setelah empat kasus baru ditemukan di kota itu pada Selasa (11/8) waktu setempat.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan Auckland akan beralih ke pembatasan level 3 mulai Rabu (12/8) siang sebagai "upaya pencegahan". Dengan demikian, orang-orang tidak boleh bekerja dan bersekolah, serta pertemuan lebih dari 10 orang kembali dilarang. Pembatasan tersebut akan diterapkan selama tiga hari hingga Jumat (14/8) mendatang.

Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield, mengatakan bahwa empat kasus yang dikonfirmasi berasal dari satu keluarga yang tidak memiliki catatan perjalanan internasional. Seorang di antaranya berada pada usia 50 tahunan. Anggota-anggota keluarga mereka telah diuji dan pelacakan kontak sedang dilakukan.

"Ini adalah sesuatu yang telah kami persiapkan," kata Ardern dalam konferensi pers dadakan yang digelar untuk mengumumkan penemuan kasus baru COVID-19 ini. Ardern lantas menambahkan bahwa peningkatan kewaspadaan itu dilakukan karena sumber virus tidak diketahui.

"Kita telah mencatat 102 hari (tanpa virus) dan mudah untuk merasa Selandia Baru sudah keluar dari bahaya. Tidak ada negara yang melangkah sejauh kita tanpa kebangkitan (virus). Dan karena kita satu-satunya, kita harus membuat rencana," paparnya.


Menurut Ardern, perjalanan ke Auckland, di North Island, akan dibatasi kecuali bagi warga yang tinggal di sana. Ardern juga mengatakan wilayah-wilayah Selandia Baru lainnya memasuki level siaga 2, mulai Rabu siang selama tiga hari. Tingkat kesiagaan itu berarti aturan pembatasan sosial akan diterapkan kembali. Perdana Menteri wanita tersebut juga mengimbau masyarakat untuk tidak terburu-buru belanja ke supermarket untuk menumpuk logistik dan bahan makanan.

Sebagai informasi tambahan, Selandia Baru pada Minggu (9/8) memang menandai 100 hari tanpa penularan domestik virus corona. Akan tetapi pemerintah memperingatkan masyarakat agar tidak berpuas diri karena negara-negara seperti Vietnam dan Australia, yang dulunya berhasil mengendalikan virus, sekarang memerangi kebangkitan infeksi.

Terlepas dari hal tersebut, Selandia Baru telah menjadi contoh sukses negara yang dapat mengatasi pandemi virus corona. Pencapaian tersebut semakin terlihat hebat karena Selandia Baru menjadi negara dengan angka kasus per kapita terendah di dunia.

Perdana Menteri Jacinda Ardern dengan segala kebijakannya dinilai mampu mengatasi pandemi dengan baik. Dalam menangani pandemi, Ardern menekankan pentingnya kebersamaan dan persatuan, alih-alih mendeklarasikan perang seperti negara lain. Ia dengan konsisten dan sabar selalu meminta warganya untuk bersatu dalam melawan pandemi.

Hingga kini, Selandia Baru hanya mencatatkan total 1,570 kasus virus corona sejak pertama merebak di negara tersebut pada akhir Februari lalu. Selain itu, angka kematian akibat COVID-19 di Selandia Baru total sebanyak 22 orang dan pasien sembuh mencapai 1,526. Saat ini, Selandia Baru hanya memiliki 22 kasus aktif COVID-19.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru