Jadi Kandidat untuk Diedarkan di RI, Vaksin Corona Johnson & Johnson Malah Setop Uji Klinis
Health

Menko Airlangga sempat mengungkap potensi RI bekerja sama terkait pengadaan vaksin Corona dengan Johnson & Johnson. Namun kekinian uji klinis vaksinnya malah berhenti karena relawannya jatuh sakit.

WowKeren - Indonesia dilaporkan siap melakukan vaksinasi COVID-19 mulai November 2020 mendatang. Jutaan dosis sudah diamankan untuk kebutuhan tahun 2020 dan 2021, namun pemerintah terus meningkatkan relasi ke pengembang vaksin lain.

Termasuk di antaranya Johnson & Johnson yang juga tengah melakukan uji klinis fase III vaksin COVID-19. Namun malah belum lama ini Johnson & Johnson dilaporkan menghentikan sejenak uji klinisnya lantaran ada relawan yang jatuh sakit karena uji klinis ini.

"Kami telah menghentikan sementara pemberian dosis lebih lanjut dalam semua uji klinis kandidat vaksin COVID-19 kami," kata pihak Johnson & Johnson, dilansir Reuters pada Selasa (13/10). "Termasuk uji coba Tahap IIII."

Namun demikian, Johnson & Johnson tak memberikan penjelasan detail soal penyakit apa yang menimpa sang relawan. "Hal seperti ini adalah sesuatu yang wajar dalam uji coba dalam jumlah besar," dalih Johnson & Johnson dalam keterangan resmi mereka.

Johnson & Johnson sendiri mengadakan uji klinis fase III mulai akhir September 2020. Sebanyak 60 ribu relawan mengikuti proses ini yang tersebar di beberapa negara seperti Inggris, Brasil, Afrika Selatan, dan India.


Namun uji klinis yang dihentikan hanya yang sedang berlangsung di Amerika Serikat. Penghentian uji klinis akan terjadi sampai proses evaluasi selesai dilakukan, sedangkan pengujian yang sama di negara lain tetap dilanjutkan.

Sebelumnya situasi serupa juga sempat dialami oleh AstraZeneca. Uji klinis vaksin buatan perusahaan tersebut dihentikan sementara karena ada relawan yang mengalami suatu penyakit tertentu.

Yang patut menjadi sorotan, baik vaksin buatan Johnson & Johnson atau AstraZeneca masuk dalam "radar" pemerintah. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut Indonesia ada potensi bekerja sama dengan Johnson & Johnson terkait pengadaan vaksin.

"Kita sudah bicara dengan beberapa, AstraZeneca, Sinopharm, Johnson & Johnson dan lain-lain," kata Airlangga dalam jumpa pers virtual, Senin (12/10). "Ini nanti kita membahas."

Padahal Guru Besar bidang Penyakit Menular di FK Universitas Vanderbilt, Dr. William Schaffner sudah mengingatkan agar dunia waspada terhadap apa yang terjadi dengan AstraZeneca. Diperlukan penelitian mendalam untuk menyikapi relawan vaksin Johnson & Johnson yang jatuh sakit untuk memastikan keamanan produk tersebut.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait