Wajib Waspada! Menristek Sebut Virus Corona Mutasi Inggris Juga Sulit Dideteksi Tes PCR
iStoc/Getty Images/selvanegra
Health

Menristek Bambang Brodjonegoro mengungkap mutasi virus Corona yang terjadi di Inggris menyebabkan varian baru patogen itu lebih sulit dideteksi dengan tes PCR. Ini alasannya.

WowKeren - Dunia tengah dibuat geger dengan temuan varian baru virus Corona dari Inggris yang disebut-sebut jauh lebih menular. Bahkan mutasi virus ini dilaporkan telah memasuki wilayah Singapura.

Namun bukan cuma itu yang wajib diwaspadai dari virus tersebut. Sebab Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengingatkan potensi mengerikan dari mutan virus tersebut, yakni lebih sulit dideteksi oleh metode tes swab PCR.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Bambang, hal ini lantaran alat PCR hanya melihat gen spike (Gen-S). Sedangkan hasil mutasi ini malah mengaburkan hasil Gen-S.

"Jadi mesin PCR itu mendeteksi Gen S," terang Bambang dalam siaran pers di YouTube BNPB, Kamis (24/12). "Nah kalau dia mesin PCR diagnostiknya menargetkan Gen S, maka ada gangguan akurasi dengan adanya varian ini."

Bambang pun menilai perlu ada perhatian bersama kepada alat PCR saat ini. Studi epidemiologi dan virologi harus terus dikembangkan untuk mengenali virus tersebut secara efektif.


Namun yang paling penting, imbuh Bambang, adalah harus adanya sistem berbagi data antarnegara dan antar-institusi genome sequencing di Indonesia. Tim peneliti pun saat ini juga terus aktif melakukan pemetaan dengan menggunakan seribu sampel klinis dari berbagai daerah.

"Harapannya kita bisa memahami pola penyebaran virus," ujar Bambang, seperti dilansir dari MedCom. "Dan melihat kemungkinan varian virus ini apakah sudah ada di Indonesia."

Namun sejauh ini, ditegaskan Bambang, varian baru virus itu belum ditemukan di Indonesia. Di sisi lain, Bambang juga memastikan tidak ada pihak yang mencoba menyembunyikan data terkait varian baru COVID-19 ini.

"Tidak boleh ada yang disembunyikan data-data ini," pungkasnya menegaskan. "Data ini penting sekali."

Inggris mengonfirmasi varian baru COVID-19 yang diklaim jauh lebih cepat menular. Mutasi yang terjadi ini pun sontak menjadi sorotan dunia sampai membuat Inggris "dikucilkan" negara-negara tetangga.

Kendati demikian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan bahwa mutasi virus tak menyebabkan COVID-19 menjadi lebih mematikan. Para pakar kesehatan juga menegaskan pengembangan vaksin tidak akan terganggu dengan adanya mutasi virus ini.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait