Ernest Prakasa tak tinggal diam menanggapi banjir bandang NTT pada Minggu (4/4) kemarin. Lewat cuitan Twitter, Ernest menuliskan simpati serta ajakan kerjasama netizen membantu korban banjir.
- Trias Rohmadoni Alandari
- Senin, 05 April 2021 - 11:26 WIB
WowKeren - Ernest Prakasa ikut berkomentar soal banjir bandang yang terjadi di NTT pada Minggu (4/4) kemarin. Diketahui, banjir tersebut memang membuat banyak pihak syok. Tak cuma rumah hancur, puluhan korban dinyatakan meninggal dunia dalam bencana tersebut.
Dalam cuitan Twitter, Ernest menyampaikan simpatinya. Ia meminta netizen untuk sejenak berhenti membahas pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah pada Sabtu (3/4) lalu yang memang tengah menjadi perbincangan publik. Sebelumnya, Ernest sendiri sempat memberi kritik karena pernikahan tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo.
"Tanah NTT dilanda banjir bandang. Kupang, Flores, Sumba semuanya kena. Udahan dulu yuk bahas kawinannya, ini lagi ada bencana alam," tulis Ernest pada Minggu (4/4).
Sutradara sekaligus pemain "Cek Toko Sebelah" ini kemudian mengenang tanah NTT yang mempunyai kesan mendalam baginya. Ernest juga mengajak netizen untuk berpartisipasi membantu korban banjir NTT.
"Tanah NTT punya tempat istimewa di hati saya. Saat ini, saya baru mampu mengirim doa. Semoga dalam waktu dekat bisa ada aksi konkret. Buat teman-teman yang punya suara & pengaruh, yuk bantu sebarluaskan, situasinya sangat genting," sambung Ernest. "Besok, diperkirakan badai masih akan berlanjut. Semoga Pak @jokowi bisa segera merespon via jajarannya agar para korban bisa lekas mendapat bantuan. Teman-teman di sana, yang tabah ya."
Ernest lalu mengabarkan bahwa kondisi banjir NTT tersebut sudah semakin parah. Tak tinggal diam, pria 39 tahun ini menyertakan tautan untuk bersama-sama membantu para korban banjir NTT.
"Jumlah korban belum di-update, pun demikian dengan titik banjirnya. Saat ini keadaan sudah makin parah. Tapi untuk sementara, teman-teman bisa membantu salah satunya melalui jalur ini. Hang in there, NTT," lanjut Ernest.
Untuk dikethaui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada empat kecamatan dan tujuh desa yang terkena dampak dari bencana alam itu. Selain itu, pada Minggu (4/4), BNPB melaporkan ada 41 orang yang meninggal.
Raditya Jati selaku Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan proses pengiriman bantuan untuk pencarian korban maupun mengevakuasi warga yang terdampak masih sulit dilakukan. Raditya juga menambahkan tantangan terberat lainnya adalah saat mengevakuasi dengan memanfaatkan alat-alat berat. Sampai saat peristiwa banjir bandang terjadi, Minggu (4/4), Raditya mengatakan belum ada informasi mengenai status bencana di Flores.
(wk/tria)