Prokes COVID-19 Inggris Dilonggarkan, Warga Boleh Memilih Pakai Masker Atau Tidak
Pixnio
Dunia

Satu-persatu negara dunia mulai melonggarkan protokol kesehatan karena menilai program vaksinasi COVID-19 sudah berjalan dengan baik. Salah satunya Inggris yang tak mewajibkan warga memakai masker.

WowKeren - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ditarget menyampaikan keputusan finalnya mengenai pelonggaran protokol kesehatan COVID-19 pada Senin (12/7) pekan depan. Keputusan Johnson itu sendiri akan diimplementasikan secara luas mulai 19 Juli 2021 alias Senin pekan depannya lagi, namun banyak yang meyakini Johnson akan melonggarkan prokes yang kini berlaku ketat di Britania Raya.

Menariknya, pemerintah Inggris tak menampik jika kasus positif COVID-19 akan terus bertambah seiring dengan pelonggaran prokes. Namun mereka meyakini tingkat perawatan sampai kematiannya akan berkurang karena efektivitas program vaksinasi COVID-19.

"Warga akan terbiasa hidup dengan COVID-19 selayaknya mereka memperlakukan flu (musim dingin)," demikian kutipan pernyataan yang direncanakan akan disampaikan Johnson pekan depan. Pernyataan ini kurang lebih serupa dengan sikap PM Singapura, Lee Hsien Loong, yang perlahan mengajak warganya untuk hidup berdampingan dengan COVID-19 dan menyambut era "new normal".

Dengan kebijakan baru ini pula, warga Inggris tak lagi diwajibkan memakai masker namun diperkenankan memilih. "Tentu situasinya akan berbeda ketika warga boleh memutuskan sendiri (memakai masker atau tidak) daripada diberi mandat pemerintah," ujar Sekretaris Kabinet Inggris Robert Jenrick, Minggu (4/7).


Jenrick sendiri bahkan meyakini bisa melepas masker sesegera mungkin. "Saya pribadi tidak ingin memakai masker, dan saya rasa tidak semua orang menikmatinya juga," tegasnya, dikutip dari Today Online, Senin (5/7).

Namun demikian, kembali semua kebijakan ini baru bisa dicapai jika tingkat vaksinasi COVID-19 terus terjaga. "Kami akan memastikan semua orang dewasa mendapat dua dosis vaksin, karena inilah kunci untuk menjaga virus tetap terkontrol selama musim gugur dan musim dingin," tutur Jenrick.

"(Kalau tercapai) sepertinya kita bisa bergerak ke rezim yang lebih 'toleran'," sambungnya. "Kita akan meninggalkan banyak larangan ketat yang sudah menyulitkan kita selama ini."

Meski demikian, Johnson lewat pernyataan resminya mengingatkan bahwa pelonggaran prokes ini bukan berarti warga boleh lengah. Sebab pandemi belum berakhir, sehingga semua risiko harus disikapi dengan hati-hati.

"Saya harus menekankan, pandemi belum berakhir dan kasus akan terus bertambah selama beberapa pekan ke depan," pungkas Johnson menegaskan. "Selama kita belajar hidup berdampingan dengan virus, kita harus berhati-hati mengatur risiko COVID dan mengevaluasi semua keputusan yang kita buat."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait