Pemulihan Ekonomi Di Tiongkok Melambat, Disebut Sebagai Tanda Peringatan Bagi Dunia
Pixabay/ilustrasi
Dunia

Saat ini, masing-masing negara di dunia tengah berupaya untuk memulihkan keadaan perekonomian yang goyah akibat pandemi COVID-19. Belakangan, pemulihan ekonomi di Tiongkok melambat.

WowKeren - Pandemi COVID-19 yang menyerang negara-negara di dunia termasuk Tiongkok, membuat perekonomian mengalami kegoyahan. Hal ini dikarenakan ketika pandemi, aktivitas masyarakat dibatasi, sehingga pergerakan perekonomian menjadi terhambat.

Saat ini, masing-masing negara tengah berupaya untuk memulihkan keadaan perekonomiannya. Rebound ekonomi berbentuk V Tiongkok dari pandemi COVID-19 saat ini mengalami kelambatan. Hal ini mengirimkan peringatan ke seluruh dunia tentang seberapa tahan lama pemulihan mereka sendiri akan terbukti.

Pada Jumat (9/7), People's Bank of Tiongkok (PBOC) memotong sejumlah uang tunai yang dimiliki oleh sebagian besar bank sebagai cadangan untuk meningkatkan jumlah pinjaman. Adapun pemotongan tersebut sebanyak 50 basis poin untuk sebagian besar persyaratan rasio cadangan bank datang sebagai kejutan.

Hal tersebut bukanlah langkah dorongan stimulus baru. Sementara itu, data per Kamis, diprediksi akan menunjukkan pertumbuhan melambat pada kuartal kedua menjadi 8 persen, dari rekor kenaikan 18,3 persen pada kuartal pertama. Hal ini berdasarkan jajak pendapat ekonom Bloomberg.


Kemudian, kunci penjualan ritel, produksi industri dan investasi aset tetap juga diatur ke moderat. Langkah cepat yang diambil oleh PBOC adalah menurunkan RRR bank. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memastikan pemulihan stabil.

Para ekonom selalu mengharapkan bisa turun dari ketinggian yang dicapai selama rebound awal, dan karena efek dasar rendah pada tahun lalu hilang. Meski demikian, para ekonom mengatakan bahwa pelunakan telah datang lebih cepat dan sekarang dapat bergerak di seluruh dunia.

"Tidak ada keraguan bahwa dampak perlambatan Tiongkok terhadap ekonomi global akan lebih besar daripada lima tahun lalu," tutur Rob Subbaraman selaku Kepala Riset Pasar Global di Nomura Holdings Inc. "Status keluar dari COVID-19 juga dapat mempengaruhi ekspetasi pasar bahwa jika ekonomi Tiongkok mendingan sekarang, yang lain akan segera menyusul."

Pertemuan para Menteri Keuangan Kelompok 20 di Venesia pada Sabtu (10/7), mengisyaratkan bahwa adanya kekhawatiran atas ancaman yang dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global. Kekhawatiran itu muncul dari pernyataan yang menyebut varian baru COVID-19 dan kecepatan vaksinasi tidak merata.

Selain itu, pemulihan ekonomi Tiongkok yang melambat juga memicu pandangan bahwa inflasi pabrik kemungkinan telah mencapai puncaknya dan harga komoditas dapat lebih moderat lagi. "Perlambatan pertumbuhan Tiongkok seharusnya berarti tekanan disinflasi jangka pendek secara global, terutama pada permintaan logam industri dan barang modal," terang Kepala Ekonom untuk Asia Pasifik di Societe Generale SA Wei Yao.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru