Begini Jawaban Jokowi Usai 'Ditodong' Soal Kapan Sekolah Tatap Muka Dibuka
Instagram/jokowi
Nasional

Ketika meninjau vaksinasi, pelajar SMA 1 Tanjung Pinang menanyakan kepada Presiden Joko Widdoo soal kapan sekolah tatap muka akan kembali dibuka dan begini jawabannya.

WowKeren - Pandemi COVID-19 masih melanda berbagai penjuru dunia, meski tampaknya titik panas penyebaran kini berada di Indonesia. Bahkan pada Selasa (13/7) kemarin saja dilaporkan tambahan hampir 50 ribu kasus positif COVID-19 baru yang membuat isu perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat kembali bergaung.

Presiden Joko Widodo yang meninjau vaksinasi COVID-19 terhadap pelajar SMA 1 Tanjung Pinang pun dihadapkan dengan sejumlah pertanyaan perihal pelaksanaan PPKM Darurat serta kapan sekolah tatap muka akan dibuka. Para murid itu bertanya, apakah setelah menerima suntikan vaksin COVID-19 mereka bisa kembali bersekolah seperti sebelum pandemi melanda.

"Apakah ada kemungkinan pembelajaran tatap muka, Pak? Karena kami sangat rindu belajar di sekolah, Pak," kata seorang siswi. Lalu seperti apa tanggapan Jokowi terhadap pertanyaan tersebut?

"Nanti kalau COVID-nya sudah mereda, nanti kita bolehkan tatap muka di sekolah di seluruh Tanah Air," tegas Jokowi, Rabu (14/7). Jawaban ini sendiri sering disampaikan di tengah ketidakpastian kapan wabah COVID-19 bisa benar-benar mereda.


Sebagai informasi, pemerintah berencana membuka kembali sekolah tatap muka mulai Juli 2021 ini. Namun nyatanya malah kasus COVID-19 terus melonjak beberapa waktu belakangan.

"Penyebaran COVID-19 ini masih terjadi, tidak hanya di negara kita tapi juga negara-negara lain di seluruh dunia," tutur Jokowi. "Sehingga kita ngerem dulu untuk belajar tatap muka."

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga menjelaskan tujuan apa yang sebenarnya hendak dicapai dengan PPKM Darurat. Menurutnya, PPKM Darurat adalah metode pengendalian wabah COVID-19 yang sejatinya masih seprinsip dengan lockdown atau istilah lain yang mengemuka.

"Jadi ini PPKM mengurangi mobilitas, mengurangi pertemuan, mengurangi interaksi orang dengan orang, kelompok dengan kelompok sehingga mengurangi penyebaran COVID-19. Dalam teorinya kalau mobilitas turun, interaksi antar orang turun, penyebaran juga dipastikan akan turun. Teorinya seperti itu," jelasnya.

"Intinya, baik lockdown atau PPKM (sama saja), mengurangi mobilitas, mengurangi pertemuan orang dengan orang. Intinya ke sana pembatasan itu," sambungnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait