IMF Sebut Jurang Kesenjangan Antara Negara Kaya dan Miskin Kian Lebar Imbas Vaksin COVID-19
AFP/JIJI
Dunia

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (27/7) memperingatkan bahwa kesenjangan antara pemulihan negara-negara kaya dan miskin dari pandemi kian melebar.

WowKeren - Negara-negara di dunia tengah berjibaku melawan pandemi COVID-19. Masing-masing dari mereka berupaya untuk segera mengentaskan diri dari cengekeraman virus corona yang tak hanya mengancam kesehatan rakyatnya namun juga perekonomian.

Tentu saja, tingkat penanganan juga berbeda-beda di masing-masing negara. Hal tersebut tak lepas dari seberapa besar kemampuan negara tersebut. Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (27/7) memperingatkan bahwa kesenjangan antara pemulihan negara-negara kaya dan miskin dari pandemi telah melebar.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath mengakui jika pemulihan ekonomi secara global memang sudah dimulai dan terus belanjut. Namun kesenjangan itu tetap ada.

"Pemulihan ekonomi global terus berlanjut," kata Gopinath. "Tetapi dengan kesenjangan yang melebar antara ekonomi maju dan banyak pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang."


Ekonomi global diperkirakan tumbuh 6 persen tahun ini dan 4,9 persen pada 2022, tidak berubah dari perkiraan pada April lalu. Kendati demikian komposisi pemulihan telah berubah.

Pemulihan dari pandemi COVID-19 untuk ekonomi maju dengan tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi telah direvisi naik. Sedangkan pemulihan untuk ekonomi rendah dan pasar berkembang, dengan pendapatan per kapita yang lebih rendah dan akses vaksin yang lebih sedikit, telah direvisi turun.

"Akses vaksin telah muncul sebagai garis patahan utama di mana pemulihan global terbagi menjadi dua blok," bunyi laporan tersebut. "Blok yang dapat menantikan normalisasi aktivitas lebih lanjut akhir tahun ini (hampir semua ekonomi maju) dan blok yang masih akan menghadapi gelombang infeksi dan meningkatnya korban tewas imbas COVID-19."

Lebih jauh, laporan itu menunjukkan bahwa pemulihan tidak bisa terjamin di mana pun selama virus masih menghantui. "Pemulihan, bagaimanapun, tidak terjamin bahkan di negara-negara di mana infeksi saat ini sangat rendah selama virus itu beredar di tempat lain," sebutnya.

Gopinath menambahkan hampir 40 persen dari populasi di negara maju telah divaksinasi penuh. Sedangkan di negara-negara ekonomi rendah rata-rata baru sekitar 11 persen, dan lebih kecil di negara-negara berkembang.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait