Siap 'Berdamai', Malaysia Buka Opsi Tetapkan Endemi COVID-19 Setelah Oktober
AFP
Dunia

Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin, menilai pandemi COVID-19 akan berubah menjadi endemi. Protokol hidup berdampingan dengan virus Corona pun sedianya direalisasikan setelah Oktober 2021.

WowKeren - Pemerintah Malaysia di bawah komando Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob segera tancap gas untuk memperbaiki kondisi negeri Jiran, baik dari segi pengendalian wabah COVID-19 hingga perekonomiannya. Yang mengejutkan, sang Menteri Kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, sudah berani membuka opsi untuk warga Malaysia hidup "berdampingan" dengan wabah COVID-19.

Dalam siaran pers perdananya sebagai Menkes, Khairy menyatakan bahwa pemerintah saat ini sedang mengatur standar operasional prosedur (SOP) untuk memandu hidup warga Malaysia dengan virus Corona sebagai endemi. Langkah ini pun sejalan dengan sikap pemerintah yang meyakini bahwa COVID-19 akan menjadi endemi.

"Harus ada upaya untuk menerima COVID-19 sebagai endemi," kata Khairy, Rabu (1/9) waktu setempat. "Artinya kita harus menerima kenyataan, bahwa tak peduli seberapa berhasil kita mengontrol pandemi dari segi kematian dan tingkat keterisian rumah sakit, kita harus bersiap-siap untuk menerima fakta bahwa ini akan menjadi endemi dan kita harus hidup berdampingan dengan virus ini."

"Sikap ini konsisten dengan pendekatan yang dilakukan di negara-negara besar lain, di mana mereka sudah bergerak dari pembatasan pandemi ke menerima (COVID-19) sebagai endemi," imbuh Khairy, dikutip dari Malaymail, Jumat (3/9). "Ini adalah normal baru yang akan kami perkenalkan ke publik, bahwa kita bisa hidup dan tetap aman walau virus tersebut ada di sekitar kita."


Khairy bahkan optimis kondisi ini mulai bisa diberlakukan setelah akhir Oktober 2021. Transisi dari pandemi ke endemi COVID-19 di Malaysia, tutur Khairy, baru akan dilakukan ketika kekebalan komunal itu sudah tercapai lewat cakupan vaksinasi.

"Kami akan menunggu sampai akhir Oktober, di mana sudah sekitar 80 persen populasi yang divaksinasi," imbuh Khairy. "Dan kita akan mencapai titik dimulainya endemi, di mana kita harus hidup berdampingan dengan virus."

Berbagai persiapan pun dilakukan, termasuk dengan menyiapkan lebih banyak akses tes COVID-19. Malaysia sendiri berencana mendistribusikan alat tes COVID-19 mandiri di toko-toko ritel mulai Minggu (5/9) besok dengan harga jual MYR19,90, atau setara Rp68.400.

Bahkan harganya bisa ditekan ke kisaran MYR16.00 (~Rp55.000). Pemerintah pun berjanji akan mengawasi ketat peredaran alat tes COVID-19 mandiri tersebut dan akan menetapkan sanksi apabila ada oknum-oknum nakal yang memperjualbelikan alat tes di atas batas harga yang ditetapkan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait