Emily Ratajkowski mengaku sangat lega saat dokter mengatakan bayinya berjenis kelamin laki-laki. Lantas mengapa Emily tak tertarik memiliki bayi perempuan?
- Sisilia Rizky Azalea
- Jumat, 05 November 2021 - 14:55 WIB
WowKeren - Model sekaligus aktris kelahiran London, Inggris yakni Emily Ratajkowski belum lama ini kembali menyita perhatian publik. Kali ini, Emily blak-blakan soal perannya sebagai seorang ibu untuk putranya dengan sang suami, Sebastian Bear-McClard yakni Sylvester Apollo Bear yang baru lahir.
Kepada majalah Elle, Emily mengaku lega dan bahagia saat dokter mengatakan bahwa bayinya berjenis kelamin laki-laki. Namun, Emily awalnya sangat menginginkan memiliki seorang bayi perempuan.
"Awalnya saya menginginkan seorang anak perempuan, tetapi ketika saya mengetahui bahwa saya memiliki seorang putra, saya sangat lega," akui Emily kepada Elle.
Setelah beberapa bulan merawat Sylvester, Emily pun merasa lega memiliki bayi laki-laki. Menurut Emily, memiliki bayi perempuan membuatnya ingin dikaruniai banyak anak.
Itu mengapa, Emily mengaku lega saat merawat bayi laki-laki. Pasalnya, perempuan berusia 30 tahun itu mengaku belum siap memiliki banyak anak di tengah kariernya yang cemerlang sebagai model dan aktris.
"Karena saya pikir itu akan membuat saya ingin lebih banyak anak," terang Emily. "Jadi itu mungkin sesuatu yang saya hadapi nanti menjadi seksual jauh sebelum pubertas dan menyadarinya."
Kini Emily tengah menikmati momen berharganya sebagai seorang ibu. Ia mengaku senang menjadi seorang ibu dan menikmati setiap momen yang ada bersama sang putra semata wayang.
Itu mengapa, Emily kurang senang dengan pernyataan publik yang menganggap perubahan banyak terjadi usai menjadi seorang ibu. Menurutnya, kebahagiaannya kian bertambah semenjak menjadi orangtua.
"Saya benci gagasan bahwa Anda menjadi seorang ibu dan segalanya berubah," ujar Emily. "Itu adalah sesuatu yang saya bicarakan di buku: Anda beralih dari anak ke objek seks ke ibu."
Hamil, melahirkan, dan menjadi seorang ibu diakui Emily merupakan pengalaman fisik yang sangat berharga. Terutama saat ibu satu anak itu menerima dukungan dan perhatian dari orang sekitar saat tengah mengandung.
"Tapi itu adalah salah satu pengalaman fisik yang paling kuat, berada di sebuah ruangan dan memercayai tubuh saya," pungkasnya. "Meskipun ada orang di sekitar saya yang mengatakan bahwa mereka tahu itu lebih baik daripada saya atau bahwa mereka memiliki hak untuk itu dalam beberapa cara adalah sangat berdampak."
(wk/Sisi)
