Epidemiolog Terkemuka Peringatkan Strategi Tiongkok Zero-COVID Tak Efektif Diterapkan di Hong Kong
pixabay.com/Ilustrasi/geralt
Dunia

Alih-alih memberlakukan strategi zero-Covid yang ketat, menurut ilmuwan tersebut Hong Kong lebih baik belajar untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut.

WowKeren - Seorang ahli epidemiolog terkemuka sekaligus kepala sekolah kesehatan masyarakat terkemuka di Hong Kong Profesor Keiji Fukuda, turut menyoroti strategi Zero-Covid yang diterapkan di wilayah itu. Menurutnya, Hong Kong perlu membujuk Tiongkok daratan untuk membiarkannya bergerak maju dengan mengubah strategi itu.

Menurutnya, strategi Zero-Covid adalah strategi yang bisa diterapkan dalam jangka waktu yang terbatas. Alih-alih memberlakukan strategi semacam itu, Hong Kong menurutnya lebih baik belajar untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut. Perbatasan untuk menutup perjalanan tidak dapat dilakukan secara terus-menerus.

"Hidup dengan virus adalah di mana kita semua harus berada di beberapa titik," ujarnya kepada Post. "Kami tidak dapat menutup perbatasan, kami tidak dapat menutup perjalanan untuk jangka panjang."

Larangan perjalanan memang telah membuat warga di sana kecewa. Dengan adanya pembatasan itu, justru membuat Hong Kong terisolasi dari dunia luar. Selain berdampak pada travel, pembatasan yang diberlakukan secara ketat juga membuat pelaku bisnis di sana kembang kempis.


"Konsekuensi dari memiliki sedikit kasus adalah Hong Kong relatif terisolasi," tegasnya. "Dan ada begitu banyak orang yang tidak senang dengan pembatasan perjalanan, tentang pembatasan karantina, dan Anda dapat melihat bahwa banyak bisnis benar-benar menderita."

Sebagaimana diketahui, Hong Kong bersikeras dengan pendekatan Zero-Covid dengan maksud untuk membuka kembali perbatasan dengan daratan, yang telah mengadopsi strategi yang sama. Menurut Prof Fukuda, Hong Kong dan Tiongkok Daratan perlu menyepakati bagaimana kota itu dapat bergerak menuju hidup dengan virus, yang mana pendekatan ini telah diadopsi oleh banyak negara lain.

"Harus ada kesepakatan dengan daratan, harus ada pemahaman dengan penduduk," lanjutnya. "Bahwa begitu Anda membuka perbatasan dan membuat perjalanan lebih mudah, kasus akan meningkat di Hong Kong."

Sebagaimana diketahui, Hong Kong telah memperketat pembatasan perjalanan dari lebih dari 20 negara yang dianggap berisiko tinggi sejak kemunculan varian virus omicron. Varian ini disebut-sebut mungkin lebih menular dan bisa mengurangi efektivitas vaksin.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait