Kazakhstan Klaim Kerusuhan Akibat Kelompok Islam Radikal dan Upaya Kudeta
AFP
Dunia

Demonstrasi berujung kerusuhan dan tindakan represif di Kazakhstan masih terjadi. Kini mereka menuding ada kelompok Islam radikal hingga upaya kudeta di balik kerusuhan yang terjadi.

WowKeren - Pemerintah Kazakhstan mengklaim bahwa kerusuhan yang terjadi di negaranya sebagai tindakan terorisme alih-alih sebatas demonstrasi warganya. Bahkan Kazakhstan menyebut kaum Islam radikal yang dilatih di luar negeri termasuk salah satu pihak yang turut menyerang gedung pemerintah dan pasukan keamanan pekan lalu.

Mengutip Reuters, polisi sejauh ini sudah menahan hampir 8.000 orang untuk mengendalikan situasi. Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev sendiri mengambil langkah represif dengan memerintahkan pasukan keamanan untuk menembak para demonstran yang dianggap membahayakan situasi.

Tokayev juga memecat kabinetnya serta menetapkan status darurat di negara kaya cadangan minyak bumi tersebut. Tokayev juga dengan aktif meminta blok militer pimpinan Rusia untuk mengirim pasukan dan mengamankan sejumlah objek strategis.

Namun klaim bahwa kelompok radikal asing, yang bahkan secara spesifik terafiliasi dengan agama tertentu, baru pertama kali disebutkan Kazakhstan pada Senin (10/1) waktu setempat. Kendati demikian, Kazakhstan tidak menyebutkan nama kelompok radikal secara spesifik.


"Situasi yang terlihat di Almaty dan beberapa daerah negeri lain menunjukkan bahwa Kazakhstan menjadi tujuan dari agresi kelompok bersenjata oleh kelompok teroris yang dilatih di luar negeri dan terkoordinasi dengan baik," jelas Kementerian Luar Negeri Kazakhstan. "Berdasarkan data awal, penyerang termasuk individu dengan pengalaman di zona militer dan memiliki pangkat di kelompok Islam radikal."

Presiden Tokayev juga mengaitkan kerusuhan yang terjadi dengan upaya kudeta yang diklaimnya kini telah berhasil dilalui. Menurutnya kudeta tersebut dikoordinasikan oleh satu pusat.

Kendati demikian, Tokayev menegaskan bahwa hukum dan ketertiban di negaranya telah pulih meski operasi perburuan "teroris" masih diteruskan. "Sebuah fase panas terjadi dan kelompok-kelompok militan bersenjata yang menunggu di sayap mulai beraksi," kata Tokayev di pertemuan daring aliansi militer Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia.

"Tujuan utamanya menjadi jelas, merusak tatanan konstitusional, penghancuran institusi pemerintahan, perebutan kekuasaan. Percobaan kudeta," imbuhnya. Tokayev menyebut bahwa operasi "konter-terorisme" skala besar akan berakhir dalam waktu dekat, sejalan dengan misi CSTO.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait