Omicron Melonjak, WHO Minta Negara-Negara Tak Longgarkan Pembatasan Sekaligus Namun Bertahap
Dunia

WHO meminta jika ada negara yang memang ingin melonggarkan pembatasan, maka itu sebaiknya dilakukan secara bertahap mengingat sifat omicron yang dinamis.

WowKeren - Varian omicron diketahui lebih cepat menular dibanding varian-varian sebelumnya. Namun rupanya, masih ada banyak negara yang belum mencapai puncak penyebaran varian yang satu ini.

Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta jika ada negara yang memang ingin melonggarkan pembatasan, maka itu sebaiknya dilakukan secara bertahap. Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh pimpinan teknis WHO Dr Maria Van Kerkhove. Maria menyebutkan bahwa tingkat vaksinasi masih rendah di sejumlah negara.

"Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak omicron," ujarnya. "Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka."

Pada Selasa (2/1), Denmark telah mencabut sebagian besar pembatasannya di tengah masih adanya infeksi varian omicron. Warga sudah tak diwajibkan lagi memakai masker di tempat umum salah satunya di alat transportasi publik.


Menurut WHO, langkah ini sebaiknya tidak dilakukan. Maria mengimbau agar negara berhati-hati dalam melonggarkan pembatasan dan menyerukan agar hal itu dilakukan secara bertahap. Hal itu mengingat sifat varian omicron ini yang dinamis.

"Jadi sekarang bukan saatnya untuk mencabut semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara mantap dan perlahan, sepotong demi sepotong," kata Maria. "Karena virus ini cukup dinamis."

Narasi yang berkembang di sejumlah negara menyebut bahwa meskipun omicron bisa menyebar dengan cepat namun tingkat keparahan yang ditimbulkan relatif lebih rendah. Terlebih ditambah dengan vaksin, banyak yang berpikir bahwa tidak lagi diperlukan upaya pencegahan. Narasi ini membuat Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus prihatin.

"Lebih banyak penularan berarti lebih banyak kematian," kata Tedros. "Kami tidak menyerukan negara mana pun untuk kembali ke apa yang disebut penguncian. Tetapi kami menyerukan semua negara untuk melindungi warganya menggunakan toolkit yang sudah ada, bukan vaksin saja."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait