2 Orang Tewas di Sri Lanka Saat Mengantre Bahan Bakar Imbas Krisis Kelangkaan
pixabay.com/Ilustrasi/IADE-Michoko
Dunia

Juru bicara polisi Nalin Thalduwa di ibukota komersial Kolombo pada Minggu (20/3) mengatakan jika keduanya meninggal ketika sedang menunggu bensin dan minyak tanah selama 4 jam.

WowKeren - Kelangkaan bahan bakar terus meluas di Sri Langka hingga menyebabkan meroketnya harga. Kondisi itu menyebabkan kesengsaraan dan kesulitan di seluruh negara pulau tersebut.

Warga bahkan harus mengantre untuk mendapatkan bahan bakar. Sedikitnya dua orang dilaporkan tewas di negara itu saat menunggu antrean panjang untuk mendapatkan bahan bakar, kata pejabat setempat. Mereka berusia tujuh puluhan.

Juru bicara polisi Nalin Thalduwa di ibukota komersial Kolombo pada Minggu (20/3) mengatakan jika keduanya meninggal ketika mereka sedang menunggu bensin dan minyak tanah di dua bagian negara yang berbeda. Ia mengatakan bahwa mereka sudah mengantre selama 4 jam.

"Yang satu pengendara roda tiga berusia 70 tahun penderita diabetes dan jantung," ujarnya. "Sedangkan yang kedua 72 tahun, keduanya sudah mengantre sekitar empat jam untuk bahan bakar minyak."


Selama berminggu-minggu, orang-orang Sri Lanka telah mengantre di pusat pompa. Mereka harus menunggu hingga berjam-jam lamanya. Fenomena ini terjadi saat negara itu berjuang melawan krisis ekonomi terburuk dalam sejarahnya sebagai negara merdeka. Kurangnya devisa untuk membeli bahan impor penting mengakibatkan menyusutnya pasokan barang-barang penting.

Tak hanya itu, laporan media lokal mengatakan beberapa wanita yang berdiri di bawah terik matahari untuk membeli gas memasak pingsan di beberapa lokasi selama akhir pekan. Ashoka Ranwala, presiden Serikat Pekerja Umum Perminyakan, mengatakan Sri Lanka menangguhkan operasi di satu-satunya kilang bahan bakar setelah stok minyak mentah habis.

Pemerintah juga telah memberlakukan pemadaman bergilir karena utilitas listrik tidak mampu membayar cukup minyak asing untuk memenuhi permintaan. Penggunaan minyak tanah juga meningkat setelah keluarga berpenghasilan rendah mulai beralih dari gas memasak karena kenaikan harga.

Sebagaimana diketahui, Sri Lanka telah berjuang untuk membayar pengiriman bahan bakar yang semakin mahal sejak Januari. Cadangan mata uang asingnya turun menjadi 2,31 miliar dolar AS pada Februari. Di bulan yang sama, inflasi Sri Lanka mencapai 15,1 persen yang merupakan salah satu yang tertinggi di Asia.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait