Kak Seto mengomentari soal kasus putri Nindy Ayunda yang mengalami kekerasan oleh mantan pengasuhnya. Pada Selasa (29/3) kemarin, putri Nindy yang dihadirkan secara virtual menceritakan perlakuan kasar yang diterimanya.
- Trias Rohmadoni Alandari
- Rabu, 30 Maret 2022 - 11:07 WIB
WowKeren - Sidang dugaan kasus kekerasan anak yang dilakukan mantan pengasuh putri bungsu Nindy Ayunda, Lia digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Selasa (29/3). Putri Nindy, Akifa Dhinara Parasady Harsono pun dihadirkan secara virtual sebagai saksi dalam sidang tersebut.
Saat ditanya oleh ketua hakim, Akifa dengan ekspresi sedikit takut membeberkan tindakan kasar yang diterimanya dari mantan pengasuh. Lia pun telah membenarkan ucapan Akifa bahwa dirinya beberapa kali menyiksa anak majikannya itu.
Dari situ, pemerhati anak, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto mengambil sikap. Ia menilai anak di bawah umur tak boleh diikut sertakan dalam persidangan.
"Seharusnya anak-anak di bawah umur jangan diikutsertakan dalam suasana persidangan, walau dia menjadi korban," ujar Kak Seto pada Selasa (29/3) seperti dilansir dari DetikHOT.
Kak Seto sangat menyayangkan Nindy membawa anaknya yang diduga korban eks pengasuh. Sekali lagi Kak Seto mengingatkan tak baik menyertakan anak untuk urusan persidangan.
"Maksud ramah dengan anak-anak, misalnya hakim tidak mengenakan toga (jubah hakim) dan cara bertanya pun harus disesuaikan dengan usia anak-anak," jelas Kak Seto.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lia diketahui melakukan kekerasan ke putri bungsu Nindy Ayunda pada Juni 2021. Saat itu, beredar rekaman CCTV saat Lia diduga menarik tangan dan memukul kepala Akifa.
Tak terima buah hatinya dianiaya, Nindy Ayunda langsung melaporkan Lia atas dugaan penganiayaan. Lia pun kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta.
Sementara itu Nindy Ayunda tegas memilih menutup pintu damai dengan Lia. Sekalipun Lia saat ini sedang hamil tua, Nindy tetap merasa bahwa Lia pantas menanggung hukuman dengan mendekam di penjara atas perbuatan tercelanya.
(wk/tria)
