Pandemi COVID Picu Anak Muda di Thailand Mencari Peramal Hingga Jimat Keberuntungan
Pixabay/masbebet
Dunia

Generasi muda di Thailand kini mulai mencari ramalan hingga jimat keberuntungan semenjak pandemi COVID-19. Hal itu tampaknya dipengaruhi oleh ketidakpastian dan kecemasan selama pandemi.

WowKeren - Mahasiswa S2 Thailand, Dhidhaj Sumedhsvast sebelumnya tidak percaya pada ramalan atau kekuatan gaib. Tapi hal itu mulai berubah sejak pandemi COVID-19 dimulai dua tahun lalu. Sekarang, Dhidhaj secara teratur mencari nasihat dari peramal, memakai jimat keberuntungan, bahkan memiliki gambar kartu tarot sebagai wallpaper di ponselnya.

"Pandemi telah membawa begitu banyak ketidakpastian yang membuat kami merasa cemas," kata Dhidhaj (30) yang memulai dengan berdoa kepada Kubera, Dewa Kekayaan dalam mitologi Hindu dan dewa Buddha, untuk perlindungan terhadap dampak ekonomi dari pandemi.

"Ketika saya mulai melakukan ini, saya merasa aman. Sementara yang lain terkena dampak COVID dan kehilangan pekerjaan atau penghasilan, saya tidak. Jadi saya semakin percaya akan hal itu," sambungnya melansir Todayonline.com.

Seperti Dhidhaj, banyak demografis muda Thailand yang kini dilanda kecemasan telah mulai menerima ramalan dan bentuk-bentuk ramalan lainnya. Tapi ada yang berbeda.

Pandemi telah memindahkan bentuk ramalan Thailand yang berbeda dari jalan-jalan dan etalase ke media sosial yang berorientasi pada kaum muda. Membantu peramal untuk menjangkau audiens yang lebih besar.


"Dengan dunia seperti ini, orang membutuhkan jangkar spiritual," ujar Pimchat Viboonthaninkul, peramal berusia 26 tahun yang bekerja eksklusif secara online. Di mana dia juga ikut mendirikan Mootae World yang memulai tren wallpaper ponsel kartu tarot tahun lalu.

Sebenarnya, budaya Thailand sendiri telah lama mendalami astrologi dan bentuk ramalan seperti membaca garis tangan, kartu tarot atau numerologi. Diperkirakan 78 persen penduduk Thailand percaya pada supranatural menurut sebuah studi tahun 2021 oleh College of Management (CMMU) Universitas Mahidol. Dari berkonsultasi dengan para ahli Feng Shui hingga mengenakan jimat yang diberkati oleh biksu, semua tradisi Thailand duduk dengan nyaman di dalam agama Buddha yang dominan.

Industri peramalan informal Thailand yang sebagian besar diperkirakan menarik sekitar 5 miliar baht pengeluaran (US$150 juta) per tahun sejak pandemi dimulai, naik sekitar 4 miliar. Hak itu menurut A Duang, sebuah perusahaan rintisan yang aplikasi meramalnya telah berkembang menjadi hampir setengah juta pengguna, sebagian besar berusia 18-30 tahun.

Aplikasi ini menawarkan streaming langsung harian oleh beberapa dari 7 ribu peramalnya. Pengguna dapat menghabiskan 10 hingga 100 baht (US$0,3-US$3) untuk insight cepat. Aplikasi tersebut juga menawarkan sesi membaca kartu pribadi satu lawan satu dengan harga lebih tinggi.

Managing Director Duang Kittikhun Yodrak mengatakan rata-rata pengeluaran per pengguna telah melonjak lima kali lipat menjadi 500 baht bulanan dari peluncuran pra-pandemi 2019. Tren tersebut mencerminkan "titik puncak" dalam tingkat stres yang mendorong banyak orang untuk mencari jawaban cepat dari orang lain daripada dari dalam diri mereka sendiri, kata Jomkhwan Luenglue, anggota dewan Asosiasi Psikologi Thailand.

"Ini pertolongan pertama mental. Tapi itu bisa membahayakan kemampuan Anda untuk membuat keputusan untuk diri sendiri dalam jangka panjang," pungkas Jomkhwan.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait