Badan Geologi Ungkap Aktivitas Gunung Anak Krakatau Sudah Mereda, Penyeberangan Selat Sunda Aman?
Nasional

Badan Geologi serta BMKG kompak menyatakan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau telah mereda, meski statusnya masih berada di level III alias Siaga. Masyarakat pun masih diminta untuk tetap waspada.

WowKeren - Setelah Gunung Anak Krakatau menunjukkan aktivitasnya yang terbilang agresif, statusnya pun dinaikkan dari yang semula level II atau Waspada menjadi level III alias Siaga. Namun kini, Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan bahwa aktivitas vulkanik dari Gunung Anak Krakatau telah mereda.

Akan tetapi, Badan Geologi meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada dan memantau informasi resmi dari pemerintah. "Diharapkan masyarakat tetap tenang karena Gunung Anak Krakatau saat ini sudah mereda," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan dalam siaran pers di kanal YouTube BNPB, Kamis (28/4).

Hendra menuturkan bahwa ketinggian asap akibat erupsi Gunung Anak Krakatau mencapai hingga 150 meter. Selain itu, Gununung Anak Krakatau juga masih mengeluarkan sinar api. "Kalau dilihat langsung, asap itu berasal dari tubuh Gunung Anak Krakatau yang baru, jadi kalau totalnya kurang lebih sekitar 150 m dari tubuh Gunung Anak Krakatau," terang Hendra.

Sementara itu, kata Hendra, dilaporkan juga dari pos pengamatan dari Gunung Anak Krakatau ada sinar api setinggi 25 m. "Jadi kalau malam hari ini kadang-kadang kita amati adanya sinar api, artinya tempat keluar asap itu masih panas," ungkapnya.


Meski demikian, Hendra menuturkan bahwa tremor Gunung Anak Krakatau telah turun menjadi 2 mm. Adapun kondisi ini berdasarkan dari rekaman data dan langsung dari pengamatan. Selain itu, gas sulfur dioksida (SO2) yang dihasilkan sebanyak 5 ribu ton pun menurun.

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa status Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda saat ini adalah level III atau Siaga. Namun secara visual, kondisi GAK itu tidak mengkhawatirkan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan lokasi penyeberangan Merak-Bakauheni terletak cukup jauh dari bahaya tsunami akibat potensi erupsi GAK, serta terhalang beberapa pulau. Selain itu, Pelabuhan Merak di Banten, dan Pelabuhan Bakauheni di Lampung itu memiliki lokasi yang cukup jauh.

Dengan begitu, Dwikorita menyimpulkan bahwa penyeberangan tersebut relatif aman dari bahaya tsunami. Senada dengan Badan Geologi, ia mengatakan berdasarkan survei pada Kamis (28/4) hari ini, aktivitas GAK secara visual sudah menurun.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait