Muncul Truk Pop-up Jual Ganja di Bangkok, Terbukti Populer di Kalangan Turis?
Pixabay/JRByron
Dunia

Legalisasi ganja di Thailand menimbulkan sejumlah fenomena baru. Kini, muncul truk pop-up menjual ganja di Bangkok, Thailand yang tampaknya populer di kalangan turis asing.

WowKeren - Ada saja fenomena yang terjadi di Thailand usai ganja dikeluarkan dari daftar narkotika. Salah satunya adalah munculnya truk pop-up yang menjual ganja.

."Amnesia," "Jack Haze," dan "Night Nurse" adalah termasuk di antara jenis ganja yang dijual di truk pop-up di Bangkok. Para pengecer menguangkan sesuai permintaan untuk zat yang baru didekriminalisasi dari orang asing dan penduduk setempat itu.

Seperti yang telah diketahui, Thailand pekan lalu mulai menerapkan kebijakan legalisasi ganja. Menjadi negara Asia pertama yang melegalkan pertumbuhan ganja dan konsumsinya dalam makanan dan minuman dengan menghapusnya dalam daftar narkotika.

Pemerintah mengatakan pihaknya berharap langkah itu akan membantu sektor pertanian dan penelitian medis ekonomi. Penjual obat mengatakan industri pariwisata yang dilanda pandemi COVID-19 juga harus mendapat dorongan.

Namun, merokok ganja di tempat umum dapat melanggar undang-undang kesehatan. Selain itu, parlemen masih memperdebatkan rancangan undang-undang peraturan ganja yang berarti ada kebingungan tentang bagaimana ganja dapat digunakan secara legal.


Keira Gruttner, pelanggan berusia 32 tahun dari Kanada, termasuk di antara turis yang mengantri di truk pop-up hijau di surga wisata Khaosan Road. Tempat di mana staf menimbang dan mengemas kuncup dan daun yang dihancurkan.

“Saya pikir itu mungkin membawa orang-orang dari negara-negara yang tidak legal. Saya bisa menjadi daya tarik pariwisata lain bagi orang-orang," ungkapnya kepada Reuters.

Truk tersebut terletak di daerah Bangkok dan populer di kalangan backpacker. Dalam truk tersebut, ganja dijual seharga 700 baht ($20) per gram. Staf mengatakan obat itu dapat memengaruhi pengguna dengan berbagai cara seperti membantu mereka tidur lebih nyenyak atau mengurangi kecemasan.

Pelanggan asing lainnya, Kentaro Kajima, menggambarkan pembeliannya sebagai “mimpi yang menjadi kenyataan” sambil menari dengan seorang teman di depan truk.

Negara Asia Tenggara, yang secara tradisional menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan, melegalkan ganja obat pada tahun 2018.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait