Arab Saudi Tak Lagi Wajibkan Wanita Pakai Jilbab, Potongan Rambut Pendek Kini Jadi Tren
pexels.com/Vitória Santos
Dunia

Seperti yang diketahui, di bawah kekuasaan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, kini wanita di Arab Saudi tak lagi diwajibkan memakai jilbab. Kini banyak wanita yang memiliki potongan pendek hingga menjadi tren.

WowKeren - Di bawah reformasi sosial yang didorong oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, pemimpin Arab Saudi secara de facto, diketahui bahwa negara tersebut kini tak lagi mewajibkan wanita memakai jilbab. Setelah keputusan tersebut, kini potongan pendek yang dikenal secara lokal dengan kata bahasa Inggris "boy" menjadi tren di kalangan wanita Arab Saudi.

Seperti yang dilakukan oleh salah seorang dokter Saudi dengan nama samaran sebagai Safi, mengambil pekerjaan baru di sebuah rumah sakit di ibu kota, dia memutuskan untuk mengganti jas lab putih standarnya dengan tampilan yang dulu pernah dia anggap dramatis.

Safi pergi ke salon Riyadh, dan meminta penata rambut untuk memotong rambutnya yang panjang bergelombang sampai ke lehernya, gaya yang semakin populer di kalangan wanita pekerja di kerajaan konservatif.

Dikarenakan semakin banyak wanita bergabung dengan angkatan kerja, bagian utama dari upaya pemerintah untuk membangun kembali ekonomi Saudi, banyak yang menggambarkan potongan "laki-laki" sebagai alternatif praktis dan profesional untuk gaya yang lebih panjang yang mungkin mereka sukai di masa pra-kerja mereka.


Menurut Safi, tampilan juga berfungsi sebagai bentuk perlindungan dari perhatian laki-laki yang tidak diinginkan, memungkinkan dia untuk fokus pada pasiennya. "Orang suka melihat feminitas dalam penampilan wanita, gaya ini seperti perisai yang melindungi saya dari orang-orang dan memberi saya kekuatan," ujar Safi, dilansir melalui malaymail, Sabtu (25/6).

Mengingat potongan pendek "laki-laki" itu kian menjadi tren, Lamis salah seorang penata rambut mengatakan bahwa permintaan untuk potongan rambut gaya tersebut telah melonjak, dengan tujuh atau delapan pelanggan dari 30 memintanya pada hari tertentu. "Permintaan akan meningkat, terutama setelah perempuan memasuki pasar tenaga kerja," ungkap Lamis.

"Fakta bahwa banyak wanita tidak mengenakan jilbab telah menyoroti penyebarannya, sambil mendorong lebih banyak pelanggan untuk mencobanya, terutama wanita di akhir usia belasan dan dua puluhan," lanjut Lamis.

Sementara itu, pencabutan kewajiban memakai jilbab disebut hanyalah salah satu dari banyak perubahan yang telah menata ulang kehidupan sehari-hari bagi wanita Saudi di bawah Pangeran Mohammed, yang dinobatkan sebagai pewaris ayahnya yang berusia 86 tahun, Raja Salman, lima tahun lalu.

Di antaranya adalah wanita Saudi tidak lagi dilarang dari konser dan acara olahraga, dan pada tahun 2018 lalu, mereka mendapatkan hak untuk mengemudi. Kemudian Kerajaan juga telah melonggarkan apa yang disebut aturan perwalian, yang berarti perempuan sekarang dapat memperoleh paspor dan bepergian ke luar negeri tanpa izin kerabat laki-laki.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait