Makin Mesra, Ayu Dewi Tegaskan Tak Bakal Ampuni Suami Jika Lakukan KDRT
Instagram/mrsayudewi
Selebriti

Ayu Dewi tetap terkesan cuek dengan isu selingkuh yang menimpa sang suami, Regi Datau. Namun ia sempat mengungkap tak bakalan bisa memaafkan Regi jika suaminya melakukan KDRT.

WowKeren - Regi Datau dan Ayu Dewi berusaha menunjukkan kalau semua baik-baik saja. Mereka terkesan bodo amat soal isu selingkuh dan fokus memperlihatkan kemesraan di sosial media.

Meski begitu, Ayu rupanya punya prinsip tegas dalam hal pernikahan. Meski saat ini bersikap kalem, Ayu sudah sempat memperingatkan bakal meninggalkan sang suami jika dirinya mengalami KDRT.

"Tapi kalo aku tuh liatnya gini, kalo KDRT sudah dijadikan suatu pendekatan atau udah kejadian untuk menyelesaikan suatu masalah menurut aku sih ah udah nggak bisa nih, karena kalau sekali dibiarin jadi ah kemarin nggak apa-apa," seru Ayu. "Ngerti nggak sih, kalo aku sih mendingan bye. Kenapa? Karena ada juga cerita saat anak itu tumbuh melihat pemandangan orang tuanya kalo berantem kasar pukul-pukulan, konon itu membuat toleransinya dia terhadap kekerasan jadi juga semakin melebar."


Ayu menilai kalau alangkah lebih baik jika pihak yang mengalami KDRT justru berkonsultasi ke psikolog. Ia juga meminta kaum hawa untuk tak ragu dalam mengambil keputusan jika sampai menjadi korban KDRT.

"Jadi nanti disaat anak ini dewasa anak ini akan mikir, ah aku juga gak apa-apa kok kalau dipukulin atau ada yang keras sama aku, soalnya ibu bapak aku dulu waktu aku kecil gitu gak apa-apa," kata Ayu. "Tapi kalo KDRT, better untuk lebih tanya ke pihak yang berkompeten alias psikolog, mungkin kalo sebagai irt (ibu rumah tangga), nggak punya pemasukan sendiri mungkin mikir entar hidupnya gimana ya. Tapi tenang aja entar juga pasti dikasih jalan gitu."

Sementara itu, topik KDRT marak dibahas karena insiden yang sempat dialami Lesti Kejora. Sempat menuai simpati, Lesti dikritik pasca mencabut laporan dan memaafkan Rizky Billar. Menurut pakar mikro ekspresi, Kirdi Putra, sikap Lesti dan Billar ini bak pembodohan publik.

"Ini saya bilang tanda petik pembodohan publik," kata Kirdi. "Bahwa orang yang mengalami siklus kekerasan, pelaku dan korban, bisa ditempatkan di satu tempat dalam waktu sangat cepat. Tanpa ada satu tindakan, benerin secara psikologis. Ini buat saya aduh, ini cuma mikirin kepentingan mereka doang. Lesti bilang musibah, saya keberatan ini dibilang musibah. Kalau kena musibah harus kita hibur. Kalau kesalahan, harusnya nggak. Masuk penjara. Kalau baikan beneran, harusnya ada jeda waktu. Satu bulan, tiga bulan. Ini kan nggak, hari ini ditahan, hari ini dicabut laporan, hari ini datang. Cepet bener. Ini sih drama."

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru